Burnout adalah salah satu jenis kelelahan yang erat kaitannya dengan pekerjaan. Kelelahan ini biasanya melibatkan kelelahan fisik maupun emosional sehingga berdampak hilangnya jati diri.
Burnout tidak termasuk dalam diagnosis medis. Para ahli menyebutkan ada sejumlah faktor lain seseorang mengalami burnout. Umumnya karena depresi. Selain itu, ada beberapa ciri lain seseorang mengalami gejala burnout.
Jadi, apa itu burnout dan bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya penjelasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burnout dan Cara Mengatasi
Apa Itu Burnout?
Dikutip dari laman resmi Universitas Ahmad Dahlan, istilah burnout pertama kali dikenalkan oleh seorang psikolog klinis di New York, Herbert Freundenberger. Pada 1973 istilah ini digunakan dalam jurnal psikologi yang membahas tentang sindrom burnout.
Menurut Pines (dalam Christiana, 2020) burnout adalah kondisi emosional seseorang yang merasakan kelelahan atau kejenuhan akibat adanya tuntutan tugas yang banyak. Burnout juga merupakan respon terhadap situasi yang menuntut secara fisik dan mental.
Emosional, fisik, dan mental itu saling berkaitan dalam kondisi burnout. Seseorang yang mengalami stres dalam jangka waktu yang panjang akan melibatkan emosional yang cukup tinggi juga.
Gejala Burnout
Dikutip dari detikHealth, ada sejumlah gejala umum yang dirasakan seseorang saat mengalami burnout. Simak sejumlah gejalanya berikut ini.
- Merasa sulit saat akan memulai pekerjaan
- Mudah tersinggung dan tidak sabar kepada rekan kerja, pelanggan, atau klien
- Merasa energi habis ketika memutuskan untuk produktif
- Menjadi sinis atau kritis saat bekerja
- Muncul masalah kesehatan seperti masalah perut, sakit kepala, dan lainnya
Penyebab Burnout
Berdasarkan keterangan dari sejumlah sumber yang dihimpun detikJatim, berikut ini sejumlah penyebab seseorang bisa mengalami burnout.
- Kurangnya Dukungan Sosial
Dukungan ini berarti adanya seseorang yang mendampingi dan menghargai apa yang dilakukan. Hal tersebut merupakan hal yang penting untuk meminimalisir terjadinya burnout pada diri sendiri
- Self-Concept (Konsep Diri)
Seseorang dengan konsep diri biasanya lebih rentang mengalami stress dan tertekan saat belajar atau bekerja
- Tempat Kerja yang Disfungsional
Seseorang yang merasa tidak beruntung karena mendapatkan lingkungan kerja yang kurang baik seperti tidak cocok dengan rekan kerja, atau atasan kurang baik. Hal tersebut dapat menjadi faktor peningkatan stres di tempat kerja sehingga mereka mengalami burnout.
- Manajemen Kurang Baik
Apabila seseorang kurang bisa dalam manajemen waktu yang baik seperti mengatur jadwal, tugas, ataupun beban kerja, hal tersebut mengakibatkan kelelahan dan berujung mengalami burnout
Cara Mengatasi Burnout
Untuk seseorang yang sedang mengalami burnout ada sejumlah hal yang bisa dilakukan. Simak selengkapnya ya, detikers.
- Mencari Dukungan dan Perhatian
Seseorang yang sedang mengalami burnout baiknya mencari dukungan perhatian dari kerabat dekat seperti pasangan, orang tua, atau keluarga besar lainnya yang dapat membuat perasaan menjadi lebih tenang. Hal tersebut untuk mengurangi stres yang berkepanjangan. Seseorang juga bisa meminta bantuan profesional seperti memanfaatkan fasilitas konseling di tempat kerja untuk membantu keluar dari burnout
- Aktivitas Fisik
Seseorang yang mengalami burnout juga dapat melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Hal tersebut dikarenakan dengan olahraga dapat memunculkan hormon rasa senang. Aktivitas olahraga yang dipilih diutamakan yang santai terlebih dahulu seperti meditasi, yoga, atau tai chi
- Evaluasi Diri
Ketika sudah dalam keadaan tenang, seseorang yang mengalami burnout mulai bisa berpikir apa yang membuatnya stres. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan mendiskusikan keluhan kepada atasan terkait jenis, waktu, atau beban pekerjaan yang dirasa terlalu berat selama ini
Nah itulah tentang burnout dan cara mengatasinya. Semoga membantu
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(dpe/iwd)