Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulungagung selama tiga bulan terakhir mengalami peningkatan tajam. Dinas kesehatan mencatat sembilan orang meninggal akibat DBD.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung Desi Lusiana Wardani mengatakan selama periode Januari hingga 3 April 2024 terdapat 361 kasus DBD. Rinciannya Januari 56 kasus, Februari 89 kasus, Maret 196 kasus dan April 20 kasus.
"Untuk yang meninggal totalnya sembilan orang, dengan rincian Januari dua orang, Februari tiga orang, Maret empat orang," ujar Desi Lusiana Wardani, Jumat (5/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desi mengatakan lonjakan kasus selama tiga bulan terakhir telah melebihi angka kasus DBD selama tahun 2023 yang hanya mencapai 206 kasus. Ia menyebut merebaknya demam berdarah tersebut merupakan siklus lima tahunan.
Tak hanya itu kondisi cuaca yang kerap berubah-ubah dari hujan ke panas, membuat nyamuk Aedes Aegypti berkembang lebih cepat.
"Kami memprediksi puncak kasus DBD tahun ini terjadi pada April. Sehingga kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada," jelasnya.
Menurut Desi, temuan kasus DBD tahun ini merata hampir di seluruh kecamatan di Tulungagung. Para pasien saat ini dirawat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit swasta maupun pemerintah.
Meski jumlah kasus mengalami peningkatan tajam, Desi menyebut belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab penentuan KLB harus memenuhi beberapa parameter.
"KLB itu yang menentukan adalah bupati, saat ini kami sedang melakukan telaah analisisnya. Jika ditetapkan KLB maka implikasinya banyak" jelasnya.
Sementara itu untuk melakukan penanggulangan kasus DBD Tulungagung, dinas kesehatan gencar melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu pihaknya juga melakukan pengasapan di wilayah yang terdampak demam berdarah.
(abq/iwd)