Apakah Boleh Niat Puasa Senin-Kamis Didobel dengan Bayar Utang Puasa?

Kurma Season 2

Apakah Boleh Niat Puasa Senin-Kamis Didobel dengan Bayar Utang Puasa?

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Selasa, 02 Apr 2024 16:35 WIB
Surabaya -

Saat hendak melaksanakan puasa sunnah, kadang seorang wanita masih memiliki utang puasa di bulan Ramadan. Beberapa mungkin sempat terbesit, apakah bisa niat puasa sunah digabung dengan niat puasa qada? Salah satunya saat berniat puasa Senin-Kamis.

Puasa Ramadan wajib dikerjakan seluruh umat Islam. Bagi mereka yang tidak melaksanakan puasa wajib ini, maka menjadi utang puasa baginya dan harus diganti atau diqada pada hari lain.

Untuk itu, umat Islam perlu memahami soal niat puasa sunah Senin-Kamis dan membayar utang puasa. Lantas, bagaimana hukum mendobel niat puasa sunah dengan bayar utang puasa? Simak penjelasan tentang hukum mendobel niat puasa Senin-Kamis dengan puasa qada berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Mendobel Niat Puasa Senin-Kamis dengan Bayar Utang Puasa

Dalam menjawab persoalan ini, Pimpinan Pondok Sabilillah Surabaya KH Muhammad Basuni menjelaskan, umat Muslim diperbolehkan mengqada puasa bulan Ramadan dengan puasa sunah, baik puasa senin-kamis atau puasa di hari baik tanggal 13, 14, 15. Artinya, boleh hukumnya menggabungkan niat puasa qada dengan puasa sunah.

Lebih lanjut, KH Muhammad Basuni memaparkan tiga pendapat mengenai niat puasa. Pendapat pertama, kaum Muslim harus berniat mengqada puasa dan untuk puasa sunahnya akan mengikut. Walaupun, tidak diniati tapi akan tetap mendapatkan pahala.

ADVERTISEMENT

Berikutnya, pendapat kedua menjelaskan umat Muslim diperbolehkan untuk niat kedua-duanya, yakni niat mengqada puasa dan niat berpuasa sunah

Sementara itu, pendapat ketiga menuturkan bahwa ketika umat Islam berniat untuk puasa sunah, maka puasa qadanya itu tidak sah.

Dengan demikian, yang harus diniatkan adalah yang pertama, umat Muslim niat puasa qada, sedangkan puasa sunahnya akan mengikut.

Hukum Mendobel Niat Puasa Ramadan dengan Puasa Sunah

Selanjutnya, KH Muhammad Basuni juga menanggapi persoalan tentang menggabungkan niat puasa wajib di bulan Ramadan dengan puasa sunah. Menurutnya, hal ini tidak diperbolehkan.

Sebab, puasa di bulan Ramadan itu khusus, yang mana pada bulan tersebut orang Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa Ramadan ini tidak boleh digabungkan dan dicampur dengan ibadah puasa yang lain.

Waktu Mengganti Puasa Ramadan

Menurut KH Muhammad Basuni, tidak menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan boleh dilakukan bagi orang sakit atau bepergian, yang membuat ia tidak mampu untuk puasa. Maka, ia diperbolehkan untuk mengganti puasa Ramadan di hari lain.

Kemudian, ia menambahkan, mengganti puasa bulan Ramadan dianjurkan untuk sesegera mungkin bagi orang sakit dan orang yang bepergian.

Bagi orang sakit ketika sudah sembuh dan memungkinkan untuk berpuasa dianjurkan untuk segera mengqada. Namun, bila orang yang sakit membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan, meng-qada puasa boleh dilakukan jika badannya sudah benar-benar pulih.

Selain itu, bagi orang yang bepergian ketika memungkinkan baginya untuk mengqada puasa, maka dianjurkan untuk segera mengqadanya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads