30 Maret Diperingati Hari Film Nasional, Simak Sejarahnya

30 Maret Diperingati Hari Film Nasional, Simak Sejarahnya

Alifia Kamila - detikJatim
Kamis, 28 Mar 2024 12:46 WIB
Twibbon Hari Film Nasional 2024
Ilustrasi (Foto: Twibbonize)
Surabaya -

30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional setiap tahunnya. Peringatan ini menjadi bentuk dukungan terhadap industri perfilman di Indonesia.

Lalu, bagaimana awal mula perayaan Hari Film Nasional terbentuk?

Simak sejarah lengkapnya berikut ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Film Nasional

Dunia perfilman Indonesia ternyata memiliki sejarah yang panjang. Menghimpun dari beberapa sumber, film Indonesia sudah mulai diproduksi sejak zaman penjajahan Belanda dengan menelurkan film Loetoeng Kasaroeng dan Lily Van Shanghai pada 1926. Namun, dua film tersebut disutradarai oleh orang asing. Terlebih, produksi film tersebut menunjukkan adanya dominasi kaum Belanda dan China.

Selang 24 tahun setelahnya, industri film Indonesia mulai menemukan titik terang. Pasalnya pada 30 Maret 1950, untuk pertama kali sebuah film diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia, H. Usmar Ismail.

ADVERTISEMENT

Film tersebut berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) dan diproduksi oleh perusahaan film milik H. Usmar Ismail, Perfini. Tanggal 30 Maret mengacu pada hari pertama pengambilan gambar Darah dan Doa.

Film tersebut mengangkat kisah mengenai ideologi dari orang-orang Indonesia ketika memperjuangkan kemerdekaan tanah air. Pada era presiden BJ Habibie, 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional. Keputusan ini termaktub dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) Nomor 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional yang ditandangani oleh presiden ketiga itu.

Selain itu mengutip dari Badan Perfilman Indonesia (BPI), H. Usmar Ismail juga dianugerahkan gelar Bapak Perfilman Indonesia. Ini karena dedikasi dan perjuangannya yang tinggi demi nasib baik industri film Indonesia. Selama hidupnya, ia sudah membuat lebih dari 30 film dengan genre yang beragam.


Peringatan Hari Film Nasional 2024

Tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media mengangkat slogan bertajuk "Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya". Momentum ini diharapkan dapat menunjukkan apresiasi lebih atas produksi film di Indonesia.

Untuk memperingatinya, Kemendikbudristek bekerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk menyelenggarakan sejumlah acara di berbagai kota, antara lain Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Bukittingi, dan beberapa daerah lainnya. Acara ini dilaksanakan mulai tanggal 27 hingga 31 Maret 2024.

Serangkaian acara tersebut meliputi menonton bersama, diskusi dan pemutaran film di 10 kampus yang bekerja sama dengan Perkumpulan Program Studi Televisi Indonesia, pembagian tiket bioskop gratis, hingga pemutaran film Usmar Ismail.

Berdasarkan laman Dinas Kominfo Jawa Timur, Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) menjadi salah satu tuan rumah dalam penayangan film serentak di 10 universitas Indonesia. Tepatnya, acara ini digelar oleh program studi D4 Produksi Film dan Televisi (PFTV) dari universitas tersebut dengan acara bertajuk NGABARIN FILM (Ngabuburit Bareng Insan Film). Acara ini akan berlangsung pada Kamis, 28 Maret 2024 pukul 15.30-18.00 WIB.


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads