Program satu sarjana satu keluarga miskin akan diberikan kepada 200 siswa Surabaya, mulai SD, SMP dan SMA. Pemkot sudah melakukan pendataan dan pengecekan, lalu disepakati dengan masing-masing RT/RW wilayah setempat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan nantinya setiap keluarga miskin (Gamis) menentukan salah satu dari anaknya yang akan mengikuti program satu sarjana satu keluarga. Anak tersebut akan mendapatkan biaya penuh dari pemkot hingga lulus menjadi sarjana.
"Terserah keluarganya kalau itu (memilih anak keberapa). Jadi kalau yang dipilih anaknya dari SD, maka dari SD dibiayai sampai sarjana. Tetapi dari data yang kemarin kebanyakan anaknya itu dari SMA," kata Eri di Balai Kota, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 200 anak penerima bantuan pendidikan akan ditempatkan dalam satu asrama yang sama. Yakni di Bibit Unggul berlokasi di Dinas Sosial yang sudah menyiapkan kamar hingga tempat makan.
Terdapat prioritas pendidikan yang diberikan kepada peserta satu sarjana satu keluarga. Khususnya vokasi, agar ketika lulus sarjana bisa langsung bekerja tanpa susah mencari.
"Kami ingin mereka setelah lulus sudah langsung bekerja, bukan malah lulus tetapi menjadi pencari kerja," ujarnya.
Program ini diluncurkan pada bulan Mei 2024. Eri berharap program tersebut bisa menekan angka kemiskinan di Kota Surabaya.
"Semoga anak-anak bisa menjadi jalan mengubah nasib ke arah yang lebih baik," katanya.
Pemkot akan memastikan penerima program benar-benar dari keluarga miskin, pihaknya juga melihat dari tingkat perekonomiannya. Agar penerima bantuan pendidikan bisa tepat sasaran.
"Dilihat dari kondisi rumahnya bagaimana, dia punya kendaraan, misalnya sepeda motor atau tidak. Kondisi itu mempengaruhi penilaian. Pendataan juga mencakup besaran pengeluaran setiap bulan (keluarga). Seperti listriknya berapa satu bulan, kalau sudah ketemu terus dihitung dia," pungkasnya.
(esw/iwd)