Muhammad Munir Agung Suhartono, warga Desa Mlajah, Bangkalan jadi salah satu korban tewas kapal tanker terbalik di perairan Jepang. Sebanyak 8 orang jadi korban jiwa kecelakaan laut itu.
Nabila, istri korban mengaku ia dan suaminya belum lama menikah, belum ada setahun. Karena itu ia merasa sedih dengan kabar kecelakaan yang menewaskan suaminya.
"Kami baru menikah 8 bulan lalu," ujar Nabila kepada detikJatim, Kamis (21/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabila menyebut suaminya pamit pergi berlayar pada awal Ramadan 2024. Saat ini, ia sedang menunggu jenazah suaminya yang akan dipulangkan ke Bangkalan.
"Informasi terakhir sudah ditemukan dan akan dibawa pulang, rencana akan dimakamkan di Desa Mlajah Bangkalan Madura. Sudah dibantu oleh pihak kedutaan (KBRI) di sana juga," ujarnya.
Sebelumnya, delapan orang tewas setelah sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan (Korsel) terbalik di lautan lepas pantai Jepang pada hari Rabu (20/3). Pernyataan otoritas penjaga pantai ini merevisi pernyataan sebelumnya bahwa mereka berhasil diselamatkan.
"Mereka dipastikan meninggal di rumah sakit," kata seorang juru bicara penjaga pantai kepada kantor berita AFP, Rabu (20/3/2024). Satu orang lainnya berada dalam kondisi yang tidak mengancam jiwa, sementara dua orang lainnya masih hilang.
Kapal tanker bahan kimia itu membawa 11 orang termasuk delapan Warga Negara Indonesia (WNI), dua warga Korea Selatan dan satu warga China. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah WNI yang tewas dalam insiden ini.
Penjaga pantai mengatakan kapal tanker itu membawa 980 ton asam akrilat, namun tidak ada informasi apakah senyawa tersebut bocor ke laut.
(abq/iwd)