Salat Magrib atau Makan Buka Puasa yang Sebaiknya Lebih Dulu Dilakukan?

Kurma Season 2

Salat Magrib atau Makan Buka Puasa yang Sebaiknya Lebih Dulu Dilakukan?

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 21 Mar 2024 16:35 WIB
Surabaya -

Pembahasan mengenai anjuran saat berbuka kerap menjadi polemik di kalangan umat Islam. Ini karena perbedaan pendapat yang diyakini masing-masing individu.

Sebagian berpendapat bahwa menghabiskan makanan terlebih dahulu adalah yang utama karena sesuai dengan anjuran menyegerakan berbuka. Sementara lainnya berpendapat, berbuka cukup dilakukan dengan sekadar membatalkan yang dilanjutkan dengan salat magrib.

Pada dasarnya, sangat dianjurkan untuk menyegerakan berbuka. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka." (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

Lebih lanjutnya, Rasulullah SAW menyarankan untuk berbuka dengan kurma karena mendatangkan keberkahan. Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma , sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih."

ADVERTISEMENT

Lantas mana yang lebih dahulu antara sekadar membatalkan puasa untuk mengutamakan salat magrib atau makan besar?

Anjuran Berbuka Sesuai Sunah

Dalam menanggapi persoalan ini, Moh Abdul Mughis, S.Ag, M.Pd.I, Pengasuh Madrasah Diniyah Hidayatul Mibtadin menjelaskan bahwa berbuka yang baik adalah secukupnya dengan kurma, makanan manis, dan minum. Kemudian dapat dilanjutkan dengan menunaikan salat magrib.

Dengan kata lain, makan ringan atau dalam bahasa sehari-hari disebut takjil lebih diutamakan saat berbuka karena sesuai dengan anjuran sunah. Secara etimologis, kata takjil berarti menyegerakan. Meski artinya tidak berkaitan dengan buka puasa, kata menyegerakan merujuk kepada perintah untuk tidak menunda-nunda berbuka.

Apabila ada kondisi yang tidak memungkinkan, maka diperbolehkan untuk berbuka dengan porsi besar. Selama waktu yang digunakan untuk berbuka masih mencukupkan untuk melaksanakan salat magrib.


Doa Buka Puasa

Ada beberapa doa yang bisa dibaca umat Islam ketika waktu berbuka. Namun, ada dua yang lazim dibaca oleh masyarakat muslim Indonesia. Terlebih, dua doa tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud.


1. Doa buka puasa pertama

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ


Artinya: "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."


2. Doa buka puasa kedua

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله


Artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala menjadi tetap, insyaallah."


Perlu diperhatikan juga bahwa kesunahan dalam membaca doa di atas adalah setelah melangsungkan buka puasa. Ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam kitab I'anatut Thalibin.


وقوله: عقب الفطر، أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله ولا عنده


Artinya: "Maksud sunah berdoa setelah berbuka adalah sunah berdoa setelah melakukan hal yang membatalkan puasa, bukan sebelumnya dan bukan saat melakukannya." (Muhamamd Syatha, I'anatut Thalibin, juz II, halaman 279)




(hil/dte)


Hide Ads