Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman kaget sempat mendengar protes salah satu petani saat kunker di Desa Tulungagung, Kecamatan Boureno Bojonegoro. Petani tersebut bahkan sempat berteriak menyuarakan pengurangan kuota pupuk subsidi.
Petani tersebut adalah Supomo. Ia menyuarakan pengurangan kuota subsidi pupuk oleh pemerintah dan harga per kilogram yang tidak sesuai dengan HET saat petani melakukan penebusan di tingkat pengecer atau kelompok tani.
Karena hal ini, ia akhirnya dipanggil naik panggung oleh Amran untuk mengutarakan apa yang sedang dihadapi dalam bertani. Amran dengan tegas langsung menjawab jika kuota pupuk sudah kembali ditambah oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas perintah bapak Presiden, alhamdulillah dinaikkan dua kali lipat kembali, jumlah pupuk 9,55 juta ton. Kita tinggal nunggu SK-nya saja ya. Nah untuk pupuk yang ada saat ini silakan dibagi, ada kan pengecernya di sini," ucap Amran, Senin (18/3/2024).
Puas dengan jawaban Amran, Supomo dan Iksan balik ditanya oleh Amran, terkait apakah ada yang mempersulit untuk mendapatkan pupuk, hingga berapa uang yang harus dibayar untuk nebus pupuk per kilogramnya.
Mendengar hal ini, Supomo nampak rada kebingungan karena tidak pernah nebus pupuk per kilogram, melainkan per sak atau 50 kilogram. Untuk jenis urea, petani di Boureno ini mengaku menebus dengan harga Rp 125 ribu per satu saknya.
" Ini di depan ada banyak wartawan, tulis ya, pengecer yang menaikkan harga akan aku cabut izinnya, ini berlaku di seluruh Indonesia" tegas Amran.
Bahkan tak hanya mengancam mencabut izin, Amran juga meminta kepada satgas yang telah dibentuk untuk melakukan pengecekan pada setiap pengecer pupuk.
"Sampaikan ya pak satgas kepada pengecer untuk dicek. Petani ini sudah susah jangan ditambah lagi susahnya," pungkas Amran.
(abq/iwd)