Mentan Imbau Gerakan Pompanisasi di Bojonegoro Dimaksimalkan

Mentan Imbau Gerakan Pompanisasi di Bojonegoro Dimaksimalkan

Ainur Rofiq - detikJatim
Senin, 18 Mar 2024 14:49 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman di bojonegoro
Mentan Amran Sulaiman di Bojonegoro (Foto: Istimewa)
Bojonegoro -

Gerakan pompanisasi di Bojonegoro harus dimaksimalkan. Hal ini diungkap Mentan Andi Amran Sulaiman saat kunjungan di Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, Bojonegoro.

Amran mengimbau kepala dinas dan pihak terkait melakukan pengecekan sungai-sungai besar yang tidak pernah surut saat musim panas. Lalu pemasangan pompa harus segera dimasifkan.

"Luas lahan kering di sinikan 40 persen. Nah 40 persen di sini berapa yang nempel ke bengawan solo atau sungai berantas harus dilakukan pengecekan dan pasang pompa secara maksimal," ujar Mentan Amran, Senin (18/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air dari sungai-sungai tersebut, jelas dia, dialirkan di lahan-lahan sawah dengan indeks pertanamannya 1 atau maksimal 2 kali dalam setahun. Ke depan, bisa dinaikkan menjadi 3 sampai 4 kali setahun.

"Yang harus dicari adalah sungai yang tidak pernah kering. Ini boleh. Jadi yang tanam 1 kali cari dan yang tanam 2 kali cari sehingga bisa tanam 3 sampai 4 kali," kata Amran.

ADVERTISEMENT

Mentan mengatakan pompanisasi solusi cepat mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan. Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda el nino gorila alias musim kering ekstrem yang berujung darurat pangan.

Untuk mendukung upaya tersebut, jelas dia, semua pihak harus terlibat baik dari TNI, Polri, Kejaksaan, petani maupun dukungan langsung dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) yang memiliki peta wilayah sungai berair dan sawah kering.

Sementara Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto mendukung penuh upaya kementan memaksimalkan pompanisasi lahan-lahan kering di Jawa Timur. Apalagi, kata dia, Kabupaten Bojonegoro selama ini penghasil beras terbesar ketiga untuk wilayah Jatim.

"Bojonegoro ini daerah terbesar ketiga produksi padi di Jatim. Namun kami punya tantangan besar karena kalau musim hujan risikonya banjir dan kalau musim kering seperti ini risikonya sangat panjang hingga 8 bulan. Tapi kami berupaya menjaga produksi maksimal dimana angka pada 2023 mencapai 705 ribu ton. Jadi kami mendukung penuh pompanisasi yang dilakukan," jelas Adriyanto.

Informasi yang dihimpun luas persawahan di Bojonegoro mencapai 115 hektare dengan rata-rata penggunaan varietas inpari 32 atau indeks pertanaman 200. Adapun produktivitasnya mencapai 7,5 ton per hektare dengan kadar air 21 persen. Rata-rata harga gabah di Kota Minyak Bojonegoro Rp 7.100.




(abq/fat)


Hide Ads