Takjil Mengandung Formalin-Rodhamin Ditemukan Dinkes Saat Sidak Pasar Kediri

Takjil Mengandung Formalin-Rodhamin Ditemukan Dinkes Saat Sidak Pasar Kediri

Andhika Dwi - detikJatim
Jumat, 15 Mar 2024 21:30 WIB
Sidak makanan di kediri, ditemukan sejumlah makanan mengandung formalin, rodhamin b, hingga pewarna tekstil.
Sidak makanan di kediri, ditemukan sejumlah makanan mengandung formalin, rodhamin b, hingga pewarna tekstil. (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kota Kediri -

Dinas Kesehatan Kota Kediri bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar sidak di Pasar Grosir Kota Kediri dalam rangka antisipasi makanan bahan berbahaya. Hasilnya, ada 4 jenis makanan yang ditemukan mengandung zat berbahaya berdasarkan hasil uji sampel.

Kepala Dinkes Kota Kediri Muhammad Fajri mengatakan ada 23 sampel makanan yang dilakukan pengujian di lokasi. Sejumlah makanan yang menjadi sasaran sidak itu terutama makanan dan minuman yang menjadi favorit masyarakat.

"Yang diuji cukup beragam mulai dari janggelan(cincau), dawet, kerupuk, rengginang, ikan yang diawetkan, juga cumi kering. Ada 23 sampel yang kami lakukan uji cepat," ujar Fajri, Jumat (15/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total 23 sampel makanan yang diambil oleh petugas gabungan, Fajri menyebutkan ada 4 yang terindikasi mengandung zat berbahaya seperti formalin, rodhamin B, dan pewarna teksil.

"Untuk makanan yang positif ada teri nasi mengandung formalin, kemudian rengginang merah mengandung Rodhamin dan pewarna tekstil, serta baby cumi asin yang mengandung formalin," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia menerangkan dengan pelaksanaan sidak kali ini mereka hendak memastikan bahwa makanan yang dijual di pasar grosir aman dikonsumsi oleh masyarakat. Apalagi konsumsi masyarakat selama Ramadan dan menjelang lebaran pasti meningkat.

Kepala Balai POM Kediri Gidion menerangkan dampak negatifnya sejumlah zat berbahaya yang ditemukan pada sidak ini. Seperti halnya formalin, rodhamin B, dan pewarna teksil menurutnya bisa menimbulkan gangguan saluran pencernaan dan merusak organ dalam tubuh.

"Bisa dibayangkan kalau pewarna yang biasa digunakan untuk tekstil kita makan. Tubuh itu tidak bisa mencerna senyawa itu sehingga menjadi racun di dalam tubuh", tegas Gidion.




(dpe/iwd)


Hide Ads