Rumah Sakit Hermina angkat bicara soal tudingan menolak menangani Wahyu Widianto (63), warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang, hingga berujung meninggal dunia. RS Hermina menilai statemen keluarga terkait Wahyu Widianto tidak ditangani kurang tepat.
Wakil Direktur RS Hermina Yuliningsih menyatakan bahwa telah ada penanganan oleh dokter jaga IGD dengan melakukan pemeriksaan terhadap Wahyu Widianto. Pihak rumah sakit mengaku telah menangani tapi memang kondisinya bahwa bed telah penuh.
"Saya mengucapkan turut berduka cita atas keluarga yang telah wafat. Tetapi pada kesempatan kali ini, saya mau menjelaskan bahwa statement tidak ditangani itu kurang tepat. Karena kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full (penuh), dan ada beberapa pasien yang juga duduk," jelas Yuliningsih kepada wartawan di RS Hermina Jalan Tangkuban Perahu, Kota Malang, Selasa (12/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga kami harus berkoordinasi untuk melakukan penambahan bed, dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD. Jadi sesuai dengan keperluan pasien," imbuhnya.
Yuliningsih mengakui pasien (Wahyu Widianto) tiba di IGD RS Hermina dalam kondisi kritis dan dokter jaga langsung melakukan penanganan. Karena waktu itu dinilai Wahyu harus mendapatkan penanganan cepat. Saat itu dokter bahkan sempat memeriksa pupil mata dan bagian nafas.
"Saat datang ke sini (datang ke IGD RS Hermina Malang), kondisinya sudah kritis. Dan dokter kami saat itu, langsung melakukan pemeriksaan. Dan memang kondisinya (Wahyu Widianto) perlu penanganan dengan segera. Bagian pupil mata diperiksa dan dari pemeriksaan nafasnya tidak stabil. Termasuk, saturasinya (saturasi oksigen) berada di angka 77 persen," terangnya.
Namun, pihaknya mengakui membutuhkan waktu untuk menangani Wahyu Widianto. Karena di IGD RS Hermina dalam kondisi penuh. Tidak ada satupun bed untuk bisa menampung pasien baru. Menurut Yuliningsih dalam kondisi tersebut sedang diupayakan penambahan bed dari ruang inap ke IGD.
"Kami sudah menangani, namun kondisi di IGD saat itu penuh dan ada beberapa pasien yang harus duduk. Sehingga, kami harus berkoordinasi untuk melakukan penambahan bed, dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD. Kemudian agar tidak terjadi salah informasi, pihak keluarga diajak masuk untuk melihat kondisi di IGD," tuturnya.
Ketika tidak ada harapan lagi di RS Hermina, keluarga bersiap memindahkan Wahyu ke RS Saiful Anwar menggunakan bentor (becak motor). Di saat yang sama, tiba-tiba ada ambulans dari komunitas relawan yang mengantar korban kecelakaan ke ruang IGD.
Relawan yang melihat kondisi Wahyu sudah tidak berdaya segera memberikan bantuan dengan mengukur kadar saturasi oksigen dan memasang tabung oksigen. Keluarga selanjutnya memutuskan untuk membawa Wahyu ke RS dr Saiful Anwar (RSSA). Namun, takdir berkata lain dalam perjalanan menuju RSSA, Wahyu Widiyanto telah berpulang selamanya. Kepastian meninggal tersebut setelah diperiksa oleh salah satu petugas kesehatan dari RSSA.
"Saat itu, tim ambulans kami masih menyiapkan segala sesuatunya. Sehingga, kami mengucapkan terima kasih kepada tim relawan (Es Teh Anget) yang telah membantu kami dari sisi kemanusiaan. Artinya, kita sama-sama menolong, sama-sama ingin menolong dengan upaya apa yang kita bisa," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Wahyu Widianto meninggal dunia saat dilarikan ke RS dr Saiful Anwar (RSSA) sekitar pukul 19.00 WIB. Warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang, sebelumnya dibawa keluarga ke RS Hermina karena jaraknya lebih dekat. Namun disana Wahyu disebut tidak ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit.
(abq/iwd)