"Kita sudah turunkan tim, dipimpin Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren untuk klasifikasi, juga melakukan pembinaan," kata Kasubag TU Kemenag Kabupaten Pasuruan Bahrul Ulum, Sabtu (9/3/2024).
Bahrul juga menyatakan akan mengumpulkan seluruh kepala madin agar peristiwa tersebut bisa diantisipasi. Ia berharap, peristiwa di Madin Roudlotul Ulum tidak terjadi di madin lain.
"Kami punya tanggung jawab moral melakukan pembinaan terhadap kejadian tersebut. Akan kumpulkan para kepala madin untuk mengantisipasi kegiatan serupa agar tidak terulang. Ini mencederai etika masyarakat kita. Pasuruan dikenal masyarakat santri sehingga harusnya kegiatan di madrasah mencerminkan religiusitas," pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Madin Roudlotul Ulum sudah mengaku kecolongan dengan penampilan hiburan joget-joget itu. Kepala Madin Ustaz Ahmad Busyairi sudah meminta maaf secara terbuka.
"Saya menyampaikan permohonan maaf kepada para guru, kiai dan juga masyarakat luas, atas hal yang tidak pantas dan ramai di medsos yakni penampilan anak-anak dalam rangka haflatul imtihan pada Senin, 4 Maret 2024. Kami mohon maaf juga kepada seluruh lembaga yang namanya sama dengan Roudlotul Ulum Desa Tundosoro," kata Ustaz Busyairi, di Kantor MWC NU Kejayan, Jumat (8/3/2024).
Ia berjanji tidak akan membiarkan penampilan yang tidak sesuai syariat Islam menodai acara imtihan. Pihak Madin siap diberi sanksi sesuai ketentuan yang berlaku jika penampilan memalukan itu terulang.
"Kami tidak akan mengulangi penampilan-penampilan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Apabila di kemudian hari terjadi lagi, kami siap menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku," pungkasnya.
(hil/sun)