Satpol PP Surabaya Bantah Intimidasi Pedagang Pasar Kutisari Selatan

Satpol PP Surabaya Bantah Intimidasi Pedagang Pasar Kutisari Selatan

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Jumat, 08 Mar 2024 20:37 WIB
Petugas Satpol PP Surabaya di Jalan Kutisari Selatan V.
Petugas Satpol PP Surabaya di Jalan Kutisari Selatan V. (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)
Surabaya -

Pasar pagi di Jalan Kutisari Selatan V, Tenggilis Mejoyo, Surabaya kembali didatangi puluhan aparat kepolisian dan Satpol PP pada Jumat (8/3). Kasatpol PP Surabaya, M Fikser menegaskan pihaknya hanya melakukan sosialisasi agar para pedagang tidak berjualan di pinggir jalan dan kembali ke Fresh Market.

"Sosialisasi untuk para pedagang untuk masuk ke pasar Fresh Market," kata Fikser saat dihubungi tim detikJatim, Jumat (8/3/2024).

Beberapa bulan yang lalu, pedagang di pasar pagi sudah sempat pindah ke Fresh Market Jalan Kutisari Selatan. Namun setelah sekitar 7 bulan berjualan di sana, mereka kembali melapak di Gang V karena merasa merugi imbas Fresh Market sepi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka sebenarnya sudah di dalam tapi mereka keluar lagi," ujar Fikser. "Kalo kami tidak melarang mereka, tidak memindahkan mereka, itu zalim namanya," tandasnya.

Danki Satpol PP Kota Surabaya Dodik Swstedy membantah adanya dugaan intimidasi dari petugas. Kepada tim detikJatim dirinya mengaku bahwa pihaknya hanya melakukan penghalauan dengan cara humanis.

ADVERTISEMENT

"Untuk melakukan (tindakan) arogan itu tidak benar, kami hanya melakukan penghalauan dengan cara humanis kalau jamnya sudah selesai, lebih baik pergi karena di situ juga bahu jalan dan pedestrian, kan, nggak boleh," ungkap Dodik saat diwawancara detikJatim.

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kutisari Selatan Sutedjo mengaku bahwa pedagang sempat diintimidasi oleh petugas Satpol PP dan aparat kepolisian.

"Mereka (aparat kepolisian dan petugas satpol PP) baris di depan pedagang 2-3 orang setiap lapak. Terus mereka ngomong 'ayo segera diringkesi', 'ayo segera diringkesi', otomatis kan pedagang takut. Akhirnya mereka mau ga mau menutup dagangannya," kata Sutedjo.




(dpe/iwd)


Hide Ads