Para pedagang Pasar Kutisari Selatan yang sempat berunjuk rasa di Balai Kota Surabaya menuntut agar pemkot menaati komitmen bersama yang sudah disepakati pada demo sebelumnya, yakni pada 19 Januari 2024 silam. Mereka mengancam akan melawan bila Satpol PP Surabaya hendak memblokir gang tempat mereka berdagang.
Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Surabaya, Nurudin Hidayat memimpin kelompok pedagang di Pasar Kutisari Selatan berunjuk rasa di Balai Kota hari ini. Dia sampaikan ada 3 poin kesepakatan lisan hasil unjuk rasa Januari lalu. Salah satunya kesepakatan tentang 1 kelurahan 1 pasar.
"Kami pernah demo tanggal 19 Januari tahun 2024. Dari hasil demo itu diperoleh tiga kesepakatan, yang pertama kita sepakat satu kelurahan hanya ada satu pasar. Yang kedua pemkot akan mengevaluasi keberadaan pasar swasta milik pribadi (di Kutisari Selatan). Yang ketiga, selama masih ada pasar swasta, para pedagang diperbolehkan berjualan di Gang Lima Kutisari, itu yang kami pegang," kata Nurudin kepada detikJatim, Kamis (29/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk mengingatkan pemkot terkait kesepakatan itu, aksi yang digelar sejak siang hingga petang ini juga dipicu oleh penyegelan rumah warga yang dijadikan tempat usaha. Selain itu, pedagang juga mendapat informasi bahwa Gang V Kutisari Selatan tempat mereka berdagang besok akan diblokir.
"Karena ada kejadian kemarin penyegelan terhadap toko-toko warga, rumah yang dijadikan lapak untuk berdagang. Kemudian pagi tadi juga ada warning dari Satpol PP bahwa besok warga nggak boleh jualan dan gang lima akan ditutup, diblokir. Aksi sore hari ini kita memperingatkan pemkot dan satpol PP kalau mengingkari kesepakatan kita tanggal 19 (Januari) kemarin, kita akan lawan!" tutur pria yang akrab disapa Udin tersebut.
Udin menegaskan bahwa kesepakatan itu tetap dilanggar pemkot dan terjadi penggusuran. Karena itulah pihaknya siap mendampingi para pedagang untuk melawan. Ia mengklaim para pedagang sudah siap untuk melawan pelanggaran kesepakatan dan siap menerima risiko.
![]() |
"Dengan segala risiko, (jika) besok ada penggusuran, pedagang akan melawan itu," tegas Udin. "Di lokasi pasar kalau ada Satpol PP hendak menggusur, kami tidak akan tinggal diam. Kami lawan sekuat-kuatnya! Setelah itu kami konsolidasikan massa buruh, hari itu juga kami berencana long march dari Kutisari ke sini (balai kota)."
Udin mengklaim para pedagang pasar tidak menolak direlokasi ke pasar baru atau di Fresh Market Kutisari. Para pedagang bahkan telah 7 bulan berdagang di sana. Namun karena sepinya pembeli yang menyebabkan para pedagang merugi, akhirnya para pedagang terpaksa kembali ke pasar lama di gang V.
Dia bersama perwakilan pedagang Pasar Kutisari Selatan juga sudah mengupayakan untuk berdialog dengan pihak pemkot. Namun ia mengklaim bahwa pihak pemkot enggan menemui mereka.
"Belum masuk. Pemkot tidak bersedia menemui perwakilan dari kami. Percuma kalo masuk tapi tidak ditemui," pungkas Udin.
Dihubungi terpisah, Plt Kadiskominfo Kota Surabaya M Fikser mengklarifikasi tuduhan bahwa pemkot enggan menemui pendemo. Ia menegaskan ada prosedur yang sudah diatur agar aspirasi masyarakat bisa diterima.
"Bukan tidak ada yang menemui, (tetapi) mereka tidak memberitahukan ada rencana demo. Jadi mereka datang, langsung demo. Secara aturan harus ada pemberitahuan ke polisi dan pemkot. Padahal kalau mau menyampaikan aspirasi di depan umum ada prosedurnya," ujar Fikser kepada detikJatim.
(dpe/iwd)