Pedagang Kutisari Selatan Demo Balai Kota Surabaya gegara Fresh Market Sepi

Pedagang Kutisari Selatan Demo Balai Kota Surabaya gegara Fresh Market Sepi

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Kamis, 29 Feb 2024 17:15 WIB
Demo pedagang pasar Kutisari Selatan Surabaya di Balai Kota Surabaya.
Demo pedagang pasar Kutisari Selatan Surabaya di Balai Kota Surabaya. (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)
Surabaya -

Massa dari Paguyuban Pedagang Pasar Kutisari Selatan melakukan long march dari Plaza Surabaya ke Balai Kota Surabaya untuk menyampaikan aspirasi. Mereka mendemo Pemkot Surabaya atas sepinya Fresh Market Kutisari tempat mereka direlokasi dari Pasar Kutisari Selatan sejak 8 bulan lalu.

Wakil Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Nuruddin Hidayat berorasi di Depan Balai Kota Surabaya menyampaikan keluhan Pedagang Pasar Kutisari Selatan. Selama 7 bulan direlokasi pedagang mengalami kerugian karena Fresh Market sepi.

"Terima kasih pemkot telah membangun fresh market yang bagus, bersih, dan gratis sewanya. Tapi para pedagang yang berjualan di sana tidak laku," kata Nuruddin dalam orasinya, Kamis (29/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bapak ibu Pedagang Pasar Kutisari bukan serta merta menolak relokasi, enggak. Sudah dijalani 7 bulan bahkan lebih. Untung atau buntung jualan di Fresh Market?" tanya Nuruddin kepada para pedagang yang menyahut "Buntung!"

Ia mengaku banyak pedagang yang merugi bahkan terpaksa menjual sepeda motor dan perhiasan emas untuk mengembalikan modal dagang. Udin mencontohkan kerugian sayur dan daging. Bila Fresh Market Kutisari sepi dan dagangan mereka tidak laku, keesokan harinya sayur dan daging itu busuk.

ADVERTISEMENT

Nuruddin juga menyampaikan kembali kesepakatan lisan yang pernah dibuat antara para pedagang dengan pihak kecamatan dan pemkot. Jika keputusan tersebut tidak bisa dijalankan pemkot, maka pedagang akan tetap berdagang di Gang V Kutisari Selatan.

"Kesepahaman pertama, satu kelurahan satu pasar. Di Kutisari tidak boleh ada pasar selain Pasar Fresh Market. Yang kedua, karena di dekat lokasi Pasar Lama Kutisari Gang Lima, pemkot berjanji akan mengevaluasi keberadaan pasar swasta milik pribadi yang ada di sana. Yang ketiga, selama masih ada pasar lain selain Fresh Market di Kutisari, maka para pedagang dalam tanda kutip diperbolehkan berjualan di Gang Lima Kutisari Selatan," katanya.

Adanya pasar swasta di dekat lokasi pasar lama dinilai Nuruddin menjadi penyebab sepinya Fresh Market. Selama belum ada solusi dari pemkot atas sepinya Fresh Market, Nuruddin mengimbau kepada para pedagang untuk kembali berjualan di lokasi pasar lama.

Dalam orasinya Nuruddin juga menyinggung perihal rencana pembangunan dan relokasi pedagang dari pasar lama ke pasar baru yang tidak pernah didiskusikan sebelumnya. Menurutnya, keputusan relokasi ini harus berdasarkan diskusi bersama masyarakat.

Demo pedagang pasar Kutisari Selatan Surabaya di Balai Kota Surabaya.Demo pedagang pasar Kutisari Selatan Surabaya di Balai Kota Surabaya. (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)

"Kalo membangun pasar tolong diajak ngomong warga ini, yang aspiratif. Sok pinter pemkot ini, sok tau kebutuhan warga. Buang-buang uang rakyat untuk membangun Fresh Market, tapi gak guna, gak ada manfaatnya untuk rakyat," tegasnya.

"Pembangunan iku mbok yo nglibatno wargane, ditakoni pedagang pasar, gelem ga tak gawekno pasar baru? Gratis sewane. Ditakoni lokasi sing pas. Ojo sing saiki, lokasine nylempit nang njero perumahan, (Pembangunan itu semestinya melibatkan warganya, ditanya pedagang pasar, mau nggak kami bangunkan pasar baru? Sewanya gratis. Ditanyakan lokasi yang tepat. Jangan seperti sekarang, lokasinya masuk di dalam perumahan," sambung Nuruddin.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kutisari Selatan Sutedjo menyampaikan bila tidak ada solusi dari pihak Pemkot perihal sepinya Fresh Market, pedagang pasar akan tetap ngotot berjualan di Gang V Kutisari Selatan. Sutedjo menilai pemerintah cenderung abai terhadap masalah ini.

"Jika (pemkot) belum bisa memenuhi keinginan kami, izinkan kami (tetap) berjualan di gang lima. Demi perut. Tujuh bulan kami berjualan di Fresh Market nggak ada hasil," kata Sutedjo pada detikJatim.

"Fresh market itu nggak ada hasil, 7 bulan kami nggak makan. Masak akan diteruskan? Bagaimana keputusan semacam ini? Wali kota di mana wali kota? Anda itu pimpinan! Katanya ingin menyejahterakan masyarakat, tapi kalo ada persoalan semacam ini gimana?" Pungkasnya.

Sebelum demo di Balai Kota, rombongan paguyuban ini sempat mendatangi Kantor Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa di sana. Dia mengingatkan bahwa sebelumnya para pedagang di Kutisari Selatan sudah pernah demo.

"Kami bertemu lagi untuk yang kedua kalinya, melakukan aksi demonstrasi di (Kantor) Kecamatan Tenggilis Mejoyo terkait persoalan pasar tradisional yang ada di Gang Lima, Kutisari Selatan," ujar Udin.

Pria yang akrab dipanggil Udin tersebut kemudian mengingatkan kembali kesepakatan lisan yang pernah dibuat antara pihak pedagang dengan pihak kecamatan dan pemkot. Terdapat tiga kesepakatan yang disampaikan kembali oleh Udin dalam orasi.

"Awal aksi kita tanggal 19 Januari yang lalu, di sini (Kantor Kecamatan Tenggilis Mejoyo) dan juga di balai kota. Dari aksi tersebut diperoleh kesepakatan meskipun secara lisan," tutur Udin.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads