Tawasul dilakukan untuk berdoa pada Allah SWT dengan wasilah atau perantara. Tawasul merupakan bentuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Lantas, apa saja macam-macam tawasul?
Umat Islam melakukan tawasul agar doanya dikabulkan Allah SWT. Ada berbagai macam tawasul yang bisa dipraktikkan. Simak empat macam tawasul lengkap beserta doanya di bawah ini.
Pengertian Tawasul
Melansir Nahdlatul Ulama (NU) Online, salah satu cara yang dilakukan warga Nahdliyin ketika berdoa pada Allah SWT adalah tawasul. Praktik tawasul dikerjakan dengan wasilah atau sesuatu yang dijadikan sebab atau perantara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan tawasul untuk memohon dikabulkannya harapan seseorang. Seperti dalam surat Al Maidah ayat 35, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah, dan carilah jalan (wasilah/perantara).
Macam-macam tawasul
Umat Muslim bisa melakukan tawasul dengan perantara-perantara tertentu. Ada empat macam tawasul yang bisa dilakukan. Berikut penjelasan tentang macam-macam tawasul beserta maknanya.
1. Tawasul bi Asmaillah (Tawasul dengan Nama Allah)
Jenis tawasul bi asmaillah atau tawasul dengan nama Allah SWT merupakan tawasul yang tingkatannya tertinggi. Seperti dengan ucapan a'ûdzu biqudratillah, a'udzu bi izzatillah dan yang lainnya.
Selain itu, tawasul dapat dilakukan dengan menyebut asmaul husna. Atau dengan ismul a'dham yang dapat dipelajari dalam kitab Imam Nawawi, Fatawa Nawawi. Jenis tawasul pada Allah SWT ini bisa dilakukan dengan berharap sembuh dari sakit.
2. Tawasul bi A'mal Shalihat (Tawasul dengan Amal Baik)
Selanjutnya, tawasul bi a'mal shalihat atau tawasul dengan amal baik. Menurut Kiai Wazir dalam kitab Riyadus Shalihin, ada tiga sahabat yang menemukan gua ketika dalam perjalanan. Mereka pun masuk ke gua tersebut, kemudian muncul angin kencang yang merobohkan batu besar dan membuat gua tertutup.
Ketiganya, sulit keluar hingga satu pekan tidak makan dan berteriak meminta bantuan, namun hasilnya nihil. Setelah berusaha agar keluar dari gua, mereka bermuhasabah. Seorang dari mereka berdoa dan bertawasul dengan perbuatan birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua).
Pada akhirnya, batu terdorong angin besar hingga terlihat sinar matahari. Lalu, dua yang lainnya berdoa dengan amal unggulannya, dan batu pun bergeser hingga terbuka.
Baca juga: Niat Salat Taubat Lengkap dengan Doanya |
3. Tawasul bi Shalihin (Tawasul dengan Orang Salih)
Macam tawasul yang lain, yakni tawasul dengan perantara orang salih baik yang hidup maupun sudah meninggal. Hadis yang membahas bertawasul pada orang salih yang masih hidup menceritakan kisah seorang sahabat yang buta dan ingin dapat melihat kembali.
Dia kemudian membaca tawasul allahumma inni as'aluka wa atawajjahu bi nabiyyika fi hajati hadzihi, yang artinya Ya Allah saya meminta dan menghadapmu dengan wasilah kepada Nabi dalam memenuhi kebutuhan saya ini. Akhirnya ia pun bisa melihat kembali.
Tawasul yang dilakukan seorang sahabat yang buta tersebut adalah salah satu contoh bertawasul pada orang yang meninggal. Ialah Rasulullah SAW.
Lebih lanjut, Kiai Wazir menerangkan, Nabi Adam AS pernah tawasul pada Rasulullah SAW yang belum lahir. Saat Nabi Adam melakukan kesalahan, Nabi Adam mengucapkan doa ya rabbi as'aluka bihaqqi muhammadin.
Pendapat Imam Syafii mengatakan, ia pernah bertawasul saat memiliki masalah berat dengan mengambil berkah pada gurunya bernama Abu Hanifah. Imam Syafii ziarah kubur ke makam gurunya setiap malam hari sepanjang ia mendapati masalah yang berat. Ia juga menunaikan salat sebanyak dua rakaat sebelum datang ke makam.
4. Tawasul bi Zat (Tawasul dengan Zat)
Terakhir, tawasul bi zat atau tawasul dengan zat. Pelaksanaan tawasul ini seperti bi jahi (dengan kedudukan), bi hurmati (dengan kemuliaan), bi karamati (dengan kemurahan).
Sebenarnya, tawasul menjadi perdebatan para ulama. Sebagian besar ulama menyebut tawasul dengan empat macam di atas tidak masalah, tetapi menurut Ibn Taimiyah, semua tawasul dapat diterima sesuai syariat kecuali tawasul bi zat.
Doa Tawasul
Umat Muslim bisa membaca doa dengan menyertakan nama orang saleh dengan harapan doanya diterima Allah SWT. Seperti berdoa dengan menyebut nama Rasulullah SWT. Adapaun doa tawasul yang bisa dibaca sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Latin: Allâhumma innî atawassalu ilaika binabiyyika muhammadin shallallâhu alaihi wa sallam.
Artinya: Ya Allah, aku bertawasul kepada-Mu melalui kemuliaan nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW.
يَا رَبِّ بِالمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ
Latin: Yâ rabbi bil mushthafâ, balligh maqâshidanâ, waghfir lanâ mâ madhâ, yâ wâsi'al karami.
Artinya: Tuhanku, berkat kemuliaan kekasih pilihan-Mu Rasulullah, sampaikanlah hajat kami. Ampunilah dosa kami yang telah lalu, wahai Tuhan Maha Pemurah."
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)