Mengenal Five Stages of Grief, 5 Tahapan Emosi Saat Berduka

Mengenal Five Stages of Grief, 5 Tahapan Emosi Saat Berduka

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Senin, 26 Feb 2024 17:35 WIB
Ilustrasi berduka
Ilustrasi berduka/(Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages)
Surabaya -

Ketika sedang berduka seperti patah hati atau kehilangan orang yang disayang, manusia seringkali akan mengalami fase emosi tertentu. Fase emosi tersebut dikenal dengan Five Stages of Grief atau lima tahap berduka.

Five Stages of Grief dikemukakan oleh psikiatri berdarah Swiss-Amerika yaitu Elizabeth Kubler-Ross pada tahun 1969. Penjelasan ini juga tertuang dalam buku On Death and Dying yang ditulis oleh Elizabeth Kubler-Ross. Tahapan berduka ini membantu dalam memahami kompleksitas emosi yang dirasakan ketika berduka.

Kamu pernah putus cinta atau ditinggal kerabat terdekat? Maka, artikel ini cocok untuk kamu baca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Five Stages of Grief atau Lima Tahap Berduka:

  • Denial (penyangkalan)

Pada tahap ini, seseorang masih dalam tahap menyangkal ketika mengalami sesuatu yang menyedihkan. Hal tersebut wajar saja karena seseorang tersebut masih dalam keadaan terkejut. Dalam keadaan ini, terkadang individu menolak rasa kesedihan yang datang.

Pada fase ini pula, seseorang akan merasa pura-pura bahwa tidak terjadi apapun sebelumnya. Dengan begitu, mereka masih menolak untuk menerima apa yang baru saja terjadi.

ADVERTISEMENT
  • Anger (kemarahan)

Tahap anger atau kemarahan dalam tahapan berduka Elizabeth Kubler-Ross, merupakan fase ketika individu merasakan emosi amarah yang kuat akibat situasi menyedihkan yang dialaminya. Emosi marah ini adalah respons yang wajar. Hal tersebut dikarenakan seseorang masih merasa tidak adil atas apa yang telah menimpanya.

Pada tahap ini, orang yang berduka akan menyalahkan diri sendiri, orang lain atau kepada objek yang sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan kehilangan tersebut. Maka dari itu, orang yang berada di tahap ini perlu mengenali emosi mereka supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

  • Bargaining (penawaran)

Setelah fase penyangkalan dan marah, tahap selanjutnya adalah penawaran. Jadi, ketika seseorang mengalami patah hati, mereka akan melakukan penawaran. Misalnya saja "Seandainya.." atau "Seharusnya.." Mereka seolah-olah sedang bernegosiasi untuk keluar dari rasa sakit hati.

Contohnya saja, Andi sedang mengalami patah hati, ketika ia pada tahap ini, ia akan melakukan penawaran. "Andai saja waktu itu aku tidak berbuat salah," atau "Seharusnya waktu itu mohon maaf kepadanya". Upaya-upaya penawaran atau mengandai-andai tersebut dilakukan untuk meredakan rasa sakit yang dirasakannya.

  • Depression (depresi)

Pada tahap ini, seseorang sudah terlalu berlarut dalam kesedihannya. Mereka akan cenderung merasa hampa. Tak hanya itu saja, mereka akan banyak menghabiskan waktu dengan menangis dan bersedih. Tak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk mengakhiri hidup. Hal tersebut karena mereka tidak tahan dengan rasa sakit dari berduka.

Apabila kamu merasa sampai tidak berdaya mengatasi kesedihanmu, segera bicara dengan orang terdekat. Kalian juga bisa meminta bantuan profesional jika membutuhkannya.

  • Acceptance (penerimaan)

Tahap penerimaan ini berarti seseorang telah menerima kenyataan dari kehilangan yang mereka alami. Pada tahap ini, seseorang juga sudah mulai sadar bahwa kehilangan merupakan hal yang nyata dan tidak bisa diubah.

Penerimaan bukan berarti seseorang tidak merasakan sedih lagi. Melainkan perasaan berdamai dengan keadaan tersebut. Mereka sadar bahwa hidup harus terus berlanjut.

Bagi seseorang yang sedang merasakan satu dari lima tahapan ini, tetap semangat menjalani hidup ya. Percaya akan ada pelangi setelah hujan.

Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads