Pimpinan Pusat GP Ansor Angkat Bicara Ricuh Pengajian Ustaz Riza Basalamah

Pimpinan Pusat GP Ansor Angkat Bicara Ricuh Pengajian Ustaz Riza Basalamah

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 23 Feb 2024 19:37 WIB
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin. (Foto: Istimewa)
Surabaya - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor angkat bicara soal ricuh yang terjadi di Surabyaa. Organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) itu menegaskan GP Ansor tidak punya DNA menolak atau membubarkan pengajian agama Islam. Yang ada hanya sikap tegas terhadap gerakan intoleransi.

"Yang terjadi adalah sikap tegas kader GP Ansor terhadap gerakan intoleransi atas nama pengajian yang isinya adalah menyerang dan menistakan ajaran dan amaliyah warga Nahdliyin," tegas Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Jumat (23/2/2024).

Penyataan tegas ini merespon kisruh di Surabaya akibat pengajian yang mendatangkan penceramah yang dianggap lazim menista ajaran dan amaliah Nahdlatul Ulama. Ditambah lagi, pengajian itu dilakukan di tengah-tengah penduduk yang mayoritas amaliahnya berpegang pada ajaran NU.

"Kader-kader Ansor dan Banser selama ini tugasnya mengawal pengajian. Kami komitmen akan hal itu. Tetapi kami tegas dan tidak mundur selangkah pun terhadap pengajian-pengajian yang merongrong identitas kebangsaan Indonesia, intoleran, membangun narasi radikal, menghujat amaliyah NU, apalagi mau mengubah sistem negara," tambah Addin.

Justru menurutnya setelah tim investigasi diturunkan ke lapangan pihaknya menemukan sejumlah kejadian yang merugikan pihak Ansor, yakni pengingkaran terhadap komitmen yang sudah disepakati kedua belah pihak.

"Terjadi pengingkaran atas kesepakatan yang sudah dilakukan kedua belah pihak. Bahwa panitia tidak akan mendatangkan Syafiq Riza Basalamah, tetapi di lapangan itu berbeda," imbuhnya.

Proses tabayun yang sudah dilakukan Ansor setempat justeru mendapatkan perlawanan keras dari pihak penyelenggara. Terdapat kader Ansor yang dipukuli oleh oknum tertentu yang akhirnya membuat suasana bertambah keruh.

"Kendati kami dirugikan secara fisik, dan tentu saja juga penistaan terhadap amaliah NU, kami tetapi meminta kepada seluruh kader, utamanya di Surabaya, agar tidak terprovokasi dan menunggu komando dari pimpinan pusat," sambungnya.

Addin juga meminta agar kader Ansor melakukan pengawalan terhadap kader yang ditimpa kekerasan melalui jalur penegakan hukum.

"Memerintahkan kepada Ketua PAC Gunung Anyar dan PC GP Ansor Surabaya untuk mengawal tindakan kekerasan dan pemukulan terhadap kader Ansor untuk dilokalisir dalam ranah penegakan hukum," tandasnya.


(dpe/iwd)


Hide Ads