Penyakit mulut dan kuku (PMK) menjangkiti 145 sapi dan menyebabkan 31 ekor mati dalam sepekan. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Kabupaten Pasuruan menyebut virus PMK kali ini bemutasi semakin ganas.
Kadisnak Kabupaten Pasuruan, drh Ainur Alfiah, mengaku kaget ada laporan 145 kasus PMK dan 31 kematian sapi.
Mulai bulan Mei 2023 hingga di penghujung tahun, padahal tidak ada laporan sapi terinfeksi PMK alias zero reported.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ainur, banyaknya sapi yang mati tanpa diawali gejala seperti awal kasus PMK. Sapi yang mati tidak menunjukkan gejala yang membahayakan seperti kuku yang terlepas atau mulut yang membusa.
"Sapi hanya sakit panas satu hari, kemudian keesokan paginya ditemukan mati," jelasnya.
Ainur menduga, PMK kali ini lebih ganas dari penularan PMK di awal kasus dua tahun lalu. Ia menduga virus telah bermutasi.
"Kami lakukan cek laboratorium, dan sepertinya dugaan virus ini sudah bermutasi sehingga sangat kebal dengan obat-obatan yang biasanya diberikan atau vaksin, makanya sangat ganas," jelasnya.
Dari 31 ekor sapi yang mati, paling banyak kasusnya di Kecamatan Prigen hingga 13 ekor. Selanjutnya di Kecamatan Pandaan 8 ekor mati, Sukorejo 6 ekor, Gempol 3 ekor dan Rembang 1 ekor.
"Teman-teman petugas lapangan semuanya kami turunkan untuk siap mengobati ternak-ternak yang sakit," pungkasnya.
(irb/fat)