Anak anggota Polsek Peterongan, Jombang menderita kerusakan saraf retina mata kanan hingga glaukoma akibat terhantam pecahan gagang sapu saat melihat temannya bermain di ruang kelas 4 SD Plus Darul Ulum. Dinas Pendidikan menilai insiden itu menjadi tanggung jawab sekolah.
Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Kecamatan Jombang Disdikbud Jombang Wahib menjelaskan, setiap siswa menjadi tanggung jawab penuh pihak sekolah mulai mereka datang sampai pulang sekolah. Hal ini sudah ia sampaikan kepada semua kepala sekolah.
"Cuma namanya anak itu kan mungkin pas ada kelonggaran tak terawasi kalau bergurau keterlaluan. Mungkin tidak ada unsur kesengajaan. Bagaimana pun sekolah kecatut karena tanggung jawabnya sekolah," jelasnya kepada wartawan, Rabu (21/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula insiden yang menimpa siswa laki-laki umur 10 tahun kelas 4 SD Plus Darul Ulum, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jelakombo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Mata kanan siswa itu kena pecahan gagang sapu yang dipakai bermain teman sekelasnya berinisial AGA (10).
Peristiwa itu terjadi pada 9 Januari sekitar pukul 11.00 WIB saat jam kosong mata pelajaran Diniyah. Korban saat itu sedang melihat teman-temannya bermain kartu di dalam kelas. Sedangkan AGA dan DF bermain memukul bola plastik dengan gagang sapu layaknya bermain golf.
Ketika AGA hendak memukul bola plastik, gagang sapu itu menghantam lantai hingga patah. Pecahan gagang sapu itu menghantam mata kanan korban yang kebetulan sedang menoleh. Siswa asal Kecamatan Jombang itu didiagnosis mengalami kerusakan saraf retina dan menderita glaukoma.
Terkait kasus ini, kata Wahib, pihaknya akan menyerahkan evaluasi dan sanksi untuk SD Plus Darul Ulum kepada yayasan yang menaunginya. Sebab SD tersebut tergolong sekolah swasta.
"Untuk evaluasi saya sampaikan kalau di sekolah swasta kan kembali ke yayasan, kalau negeri ke dinas. Ini menjadi pembelajaran yang tidak boleh terulang lagi, pelajaran yang sangat mahal. Karena sakitnya di anak otomatis memengaruhi masa depannya. Kita saling mengingatkan," katanya.
Wahib juga menuturkan pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini. Salah satunya dengan mengonfirmasi langsung kepada Kepala SD Plus Darul Ulum.
"Karena korban sudah memasukkan laporan ke Polres (Jombang), ya kita tunggu perkembangan selanjutnya," terangnya.
Dia sebutkan bahwa orang tua korban telah bertemu dengan Kepala Disdikbud Jombang, Senen. Wahib sendiri berharap kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tidak perlu menempuh jalur hukum.
"Kalau saya sendiri berharap diupayakan kekeluargaan, saling bisa menerima, namanya kecelakaan bagaimana ya," tandasnya.
Ibu korban berinisial EW (44) telah melaporkan kasus ini ke polisi. Laporannya diterima Satreskrim Polres Jombang pada 22 Januari 2024. Terlapor tak lain teman sekelas korban di kelas 4 SD Plus Darul Ulum berinisial AGA.
Pemeriksaan medis menunjukkan mata kanan korban mengalami pendarahan, glaukoma, serta saraf retinanya rusak. Saat ini, mata kanan korban hanya mampu melihat 20%. Korban menjalani operasi pembuatan saluran glaukoma pada 5 Februari karena tekanan bola mata kanannya 3 kali lipat dari normal.
(dpe/iwd)