Bakar Keranda, Massa Aliansi Madura Indonesia Demo Kantor Bawaslu Surabaya

Bakar Keranda, Massa Aliansi Madura Indonesia Demo Kantor Bawaslu Surabaya

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Rabu, 21 Feb 2024 13:48 WIB
Demo di kantor Bawaslu Surabaya
Massa demo di kantor Bawaslu Surabaya dengan membakar keranda (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)
Surabaya -

Puluhan orang dari Aliansi Madura Indonesia (AMI) mendatangi kantor Bawaslu Kota Surabaya Jalan Raya Tenggilis Mejoyo, Rabu (21/2/2024). Mereka menuntut Bawaslu berkomitmen menindaklanjuti laporan dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Pantauan di lokasi, massa yang datang sempat melakukan orasi dan membakar keranda mayat Bawaslu Surabaya sebagai simbol matinya keadilan di Pemilu 2024. Mereka juga membentangkan spanduk meminta pencopotan Ketua Bawaslu Surabaya dan jajarannya.

Massa kemudian diterima dan mediasi di dalam kantor. Mediasi yang berlangsung sekitar 1 jam dilanjutkan dengan orasi dan sumpah Al-Qur'an di Halaman Kantor Bawaslu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami minta bawaslu untuk naik ke atas (Mobil orasi) dan bersumpah atas nama Tuhan, di bawah Alquran. Sebagai bentuk komitmen bahwa laporan laporan money politic yang dilaporkan oleh Aliansi Madura Indonesia dan seluruh Warga Kota Surabaya akan ditindaklanjuti secara profesional dan netral," kata Ketua Umum Aliansi Madura Indonesia, Baihaki Akbar.

Pada demo tersebut massa juga meminta salah satu Komisioner Bawaslu, Eko Rinda untuk disumpah di atas Al-Qur'an. Permintaan ini ternyata dipenuhi Eko. Sebelum disumpah, perwakilan pendemo membacakan tiga tuntutannya kepada Bawaslu surabaya.

ADVERTISEMENT
Demo di kantor Bawaslu SurabayaDemo di kantor Bawaslu Surabaya (Foto: Ardian Dwi Kurnia)

"Yang Pertama, agar Bawaslu Kota Surabaya menyampaikan progress report laporan pelanggaran pemilu yang sudah disampaikan Aliansi Madura Indonesia secara berurutan dan tidak loncat-loncatan kaya kodok," kata Baihaki.

Tuntutan pertama ini disampaikan karena menurut AMI penindakan yang dilakukan oleh Bawaslu Surabaya tidak berurutan. Penindakan pelanggaran yang tidak berurutan ini dianggap tidak sesuai prosedur.

"Yang kedua, agar Bawaslu komitmen dan profesional dalam penanganan pelanggaran pemilu. Yang ketiga, agar laporan pelanggaran pemilu dapat disampaikan secara tertulis kepada kami pelapor," lanjut Baihaki mengakhiri tuntutannya.

Setelah tuntutan dibacakan Baihaki, kertas yang berisi tiga tuntutan tersebut ditandatangani di atas materai. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sumpah Al-Qur'an.

"Saya atas nama Eko Rinda, anggota Bawaslu Kota Surabaya, bersumpah atas nama Allah di bawah Al-Qur'an, akan menindaklanjuti laporan dari Aliansi Madura Indonesia secara profesional dan netral," sumpah Eko.




(abq/fat)


Hide Ads