Dinas Pendidikan Kota Kediri menggelar pelatihan numerasi guru SD/MI. Pelatihan digelar karena rendahnya tingkat kompetensi numerik di Indonesia.
Pelatihan digelar Dispendik bersama komunitas Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle). Sedangkan peserta yang ikut sekitar 50 guru MI dan SD selama 3 hari dan dibagi dengan beberapa tahap.
Wakil Ketua NU Circle Ahmad Rizali menuturkan kegiatan pelatihan numerasi guru MI dan SD itu juga disebut tadris matematika. Sasarannya adalah guru-guru MI dan SD di Kota Kediri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan program tadris matematika itu akan terus bergerak untuk memastikan anak Indonesia mampu bernalar lebih baik. Sehingga di masa depan, anak-anak tersebut bisa lebih produktif.
"Saat ini kompetensi numerasi anak Indonesia masih sangat buruk, Implikasinya adalah angka Human Capital Index (HCI) Indonesia juga ikut buruk. Jika ini dibiarkan, capaian Indonesia Emas hanya omong kosong," Kata Ahmad Rizali, Minggu (18/2/2024).
Dia mengatakan masyarakat harus bergerak melakukan inisiatif perbaikan. Menurut dia, Komunitas NU Circle melalui Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) telah berupaya ikut mengatasi masalah itu.
Rizali mengatakan, angka HCI Indonesia harus baik. Saat ini angkanya hanya 54 persen. Caranya pemerintah harus membuat payung hukum secara nasional untuk mempercepat peningkatan mutu pendidikan dasar.
"Selain gerakan masyarakat secara nasional, Pemerintah punya peran penting, Yaitu dengan membuat regulasi semacam Perpres Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan (Dasar). Cara ini akan menggerakkan banyak pihak dan seluruh institusi untuk memperhatikan kualitas pendidikan dasar di setiap wilayah di Indonesia secara terstruktur, sistematis, dan masif," jelas Rizal.
Secara khusus Rizali meminta Walikota Kediri dan Dinas Pendidikan Kota Kediri melakukan sinergi lima pihak atau Pentahelix. Sinergi melibatkan korporasi di Kediri pengusaha, perguruan tinggi, dan media massa. "Dengan sinergi Pentahelix, kami yakin gerakan mencerdaskan anak-anak Indonesia dapat lebih efektif dan berkelanjutan," pungkas Rizali
Fokus gerakan tadris matematika mengedukasi guru MI di pondok pesantren dan di lingkungan Kanwil Kementerian Agama serta Dinas Pendidikan di berbagai daerah. Sedikitnya 50 guru SD/MI di Kota Kediri akan dilatih selama 6 hari yang dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama pelatihan dilaksanakan selama tiga hari dan gelombang kedua tiga hari.
Proses pelatihan dalam sehari akan memakan waktu selama minimal 6 jam efektif. Dampak terbesar dari gerakan tadris matematika adalah membangun kompetensi guru MI atau SD agar mampu membangun siswa siswi yang lebih bisa berpikir dan bernalar melalui kompetensi matematika.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas guru matematika SD dan MI di Kota Kediri, sehingga pembelajaran matematika akan lebih mudah diterima oleh anak-anak dan lebih menyenangkan.
"Sehingga dalam implementasinya pembelajaran matematika lebih menyenangkan. Juga menepis anggapan matematika menjadi momok para pelajar. Juga meningkatkan tingkat numerasi Kota Kediri, yang saat ini sudah bagus diatas rata-rata nasional. Tapi tetap perlu ditingkatkan lagi," jelas Anang.
Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung selama 6 hari, dimulai Sabtu, 17 Februari 2024 hingga hari Senin, 19 Februari 2024. Kemudian berlanjut pada 4 Maret sampai 6 Maret 2024 nanti.
Diikuti oleh 35 Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri dan Swasta serta 15 Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta di Kota Kediri. Para guru sendiri terlihat antusias mengikuti pelatihan ini.
Para guru yang telah mengikuti pelatihan tadris matematika ini, diharapkan tidak hanya menerapkan ilmu baru mereka di ruang kelas untuk para murid, tapi juga menularkannya kepada para guru di sekolah lain melalui praktek baik.
"Saat ini masih 50 guru yang ikut pelatihan. Padahal di Kota Kediri, SD Negeri dan Swasta ada sekitar 130 sekolah. Hasil pelatihan ini harus diimplementasikan di sekolah masing-masing dan ditularkan ilmunya kepada guru-guru sekolah lain," pungkas Anang.
(abq/fat)