Ketua Stikosa AWS Sebut Ada Ajakan Personal Nyatakan Sikap Soal Jokowi

Ketua Stikosa AWS Sebut Ada Ajakan Personal Nyatakan Sikap Soal Jokowi

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 07 Feb 2024 23:17 WIB
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) Jokhanan Kristiyono.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) Jokhanan Kristiyono. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) Jokhanan Kristiyono mengaku mendapat ajakan pernyataan sikap bersama-sama dari seseorang. Ajakan ini muncul seiring fenomena pernyataan sikap civitas akademika sejumlah kampus beberapa waktu terakhir.

Jokhanan mengatakan sejauh ini dirinya dan pihak kampus tidak mendapatkan intimidasi, baik dari aparat maupun partai politik. Namun, secara personal memang ada yang mengajak melakukan seruan sikap, namun ia enggan menyebutkan siapa pihak yang dia maksud.

"Memang secara personal ada yang mengajak aksi bersama, tapi enggak tahu arahnya nggak jelas. Tetapi Stikosa punya integritas dan independen. Kami kan harus lihat track record siapa yang mengajak, payungnya seperti apa. Narasinya aja nggak dikasih, kok bisa langsung ngajak? Hanya orang bodoh yang menerima ajakan itu," ujar Jokhanan kepada detikJatim di Stikosa AWS, Rabu (7/2/2024).

Selain itu, saat ini juga sedang ramai Mahfud Md mengaku menerima laporan ada rektor yang diminta membuat pernyataan menyebut Presiden Jokowi negarawan. Yokhanan menegaskan bahwa Stikosa AWS tidak mendapatkan permintaan baik berupa imbauan maupun surat edaran untuk membuat video mengevaluasi kinerja Presiden Jokowi.

Jika pun ada permintaan untuk membuat testimoni kepemimpinan Presiden Jokowi, dia menegaskan akan menolak karena sifatnya hanya imbauan. Dia pun menyebutkan bahwa di era kepemimpinan Presiden Jokowi ada pelemahan komunikasi di tingkat pemerintahan pusat, terutama komunikasi publik.

"Jadi permasalahan di sini, yang perlu digarisbawahi adalah komunikasi publik. Bagaimana pesan-pesan dari pemerintahan baik itu imbauan, peraturan, dan sebagainya cukup bermasalah. Akhirnya komunikasi publik atau masyarakat itu menjadi cukup keruh. Jadi, mungkin aturan, imbauan dan sebagainya itu yang menyebabkan arah dari pemerintahan itu tidak bisa digunakan dengan baik. Mungkin dari kementerian nggak tahu dari jajaran bawahnya Jokowi. Itu yang jadi masalah," jelasnya.

Jokhanan mengatakan komunikasi publik pejabat negara yang buruk berpotensi menurunkan akuntabilitas dan legitimasi terhadap pemerintah. Karena komunikasi publik, baik verbal maupun non verbal menjadi panduan publik dalam bersikap.

Menanggapi hal ini, Stikosa AWS kemudian menyampaikan 4 poin pernyataan sikap. Namun ia menegaskan tidak ada yang menunggangi dan sikap ini dilakukan secara independen oleh institusi pendidikan wartawan.

Berikut 4 poin pernyataan sikap dari Stikosa AWS.

1. Kami mengajak setiap pihak, baik politisi, aparat pemerintah, Polri-TNI, akademisi perguruan tinggi, dan masyarakat luas, mendukung pelaksanaan pemilu damai.

2. Sebagai kampus komunikasi tertua di Indonesia Timur, kami menuntut agar semua pihak melakukan praktik komunikasi politik secara transparan, cerdas, jauh dari gagasan-gagasan yang multitafsir apalagi menyesatkan, sehingga tidak membingungkan masyarakat.

3. Stikosa AWS sebagai kampus jurnalistik mendorong aparat pemerintah dan keamanan, pelaku politik, masyarakat luas, agar menghormati tugas wartawan termasuk saat melakukan peliputan Pemilu 2024, sebagai semangat menjunjung tinggi kemerdekaan dan kebebasan pers.

4. Kami sebagai akademisi kampus komunikasi menuntut proses politik yang menjunjung tinggi etika, semangat menghormati, demi terwujudnya pemilu yang bermartabat.


(dpe/iwd)


Hide Ads