Hari ini sivitas akademika Universitas Brawijaya (UB) rencananya akan menyatakan sikap menyikapi demokrasi dan Pemilu 2024. Jelang pernyataan sikap tersebut, akses masuk ke UB diperketat.
Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya Rafly Rayhan Al Khajri menyebut, pihak dewan profesor dan rektorat UB juga akan turut dalam pernyataan sikap tersebut.
"Iya, sudah pasti karena sudah dilakukan sidang bersaman Forum Dewan Professor kemarin," kata Rafly kepada detikJatim, Senin (5/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Akses Masuk UB Diperketat, Ada Apa? |
Rafly juga menegaskan beredarnya surat imbauan rektorat UB yang menyikapi netralitas sivitas akademika UB jelang pemilu 2024, tidak akan mempengaruhi pelaksanaan deklarasi demokrasi hari ini.
"Tidak mempengaruhi, imbauan itu normatif saja,"katanya.
Terkait dengan surat imbauan, Rektor UB Prof Widodo menyampaikan 4 poin yang dapat diperhatikan. Salah satunya soal menjaga netralitas menjelang Pemilu.
"Untuk surat imbauan tersebut benar memang ditandatangani langsung oleh Pak Rektor. Yang pasti alasannya bukan karena deklarasi besok ya, untuk substansinya itu juga Pak Rektor yang lebih paham," terang Kepala Sub Divisi Bagian Hukum UB Haru Permadi.
Sementara itu, salah satu Satuan Petugas (Satgas) keamanan UB Evianto membantah pengetatan masuk akses kampus itu diterapkan lantaran ada pernyataan sikap sivitas akademika.
"Nggak, bukan karena deklarasi besok (hari ini), ya memang pihak keamanan kampus diimbau untuk melaksanakan tugas pengamanan, karena pembatasan akses ini juga belum tahu akan berlaku sampai kapan juga," ujar Evianto.
Evianto menyebut, pembatasan akses masuk ke dalam kampus ini berlaku bagi semua sivitas akademika, yakni dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa serta masyarakat umum yang berkepentingan.
"Dari tadi (Senin) pagi peraturannya mulai berlaku karena memang ada imbauan dari pihak rektorat UB. Jadi mahasiswa, dosen, tendik (tenaga pendidikan) itu tidak diperkenankan membawa kendaraan roda 4, kalau mau masuk harus punya barcode atau tanda pengenal," terang Evianto.
Tak hanya sivitas akademika, Evianto mengaku masyarakat umum yang hendak masuk ke dalam UB juga akan diseleksi.
"Masyarakat umum yang mau masuk ke UB juga harus menyerahkan KTP untuk registrasi, jadi nggak sembarangan orang bisa masuk. Karena gerbang Panjaitan aksesnya kita tutup dan keluar masuk hanya melalui gerbang veteran saja," tukasnya.
Dari pantauan detikJatim, pihak keamanan kampus terlihat siaga memeriksa siapa saja yang datang dan memasuki area kampus UB. Satu persatu diperiksa dan diberikan imbauan terkait tanda pengenal dan izin dari Universitas Brawijaya. Pembatasan akses ini tampak berlaku untuk kendaraan roda 4 saja.
(hil/dte)