Seorang bayi di Desa Sejati, Kecamatan Camplong, Sampang, Amira Hiliatun Nisak lahir dengan 24 jari. Saat hamil, Subaidah (30), ibu bayi itu mengaku selalu penasaran melihat kepiting di rumah makan tempatnya bekerja.
"Waktu saya hamil itu kan saya tetap kerja di restoran itu. Setiap saya lihat kepiting itu, saya kayak gimana gitu, soalnya kakinya banyak," kata Subaidah, Selasa (30/1/2024).
Rasa penasarannya itu tidak hanya diungkapkan dalam hati, melainkan disampaikan kepada semua rekan kerjanya di rumah makan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namanya juga orang penasaran, ya kan saya tanya-tanya sama teman-teman itu kenapa kepiting itu kakinya banyak gitu," katanya.
Sementara itu, ayah sang bayi, Fausi (40) membenarkan bahwa istrinya selama hamil sering bercerita tentang kepiting. Meski banyak yang mengkaitkan itu dengan penyebab anaknya lahir dengan 24 jari, namun ia tidak percaya hal tersebut.
"Iya, pernah cerita waktu kerja penasaran dengan kepiting, tapi sekalipun ada yang mengkaitkan, saya tetap percaya ini anugerah-Nya," ungkap Fausi.
Terpisah, Dokter Spesialis Anak (DSA) di RSUD Mohamad Zyn Sampang, dr Sri Astuti Eviningrum menyampaikan, kelebihan jari pada tangan dan kaki biasa disebut polidaktili dalam dunia medis.
Hal ini tidak disebabkan oleh pikiran, apalagi mimpi. Sebab, hal tersebut bagian dari mitos yang menciptakan sugesti hingga sebagian masyarakat percaya akan hal itu.
"Yang jelas tidak ada hubungannya antara dia itu melihat, memikirkan ataupun dia mimpi itu sama sekali tidak mempengaruhi terbentuknya anatomi bayi," kata Sri Astuti.
Polidaktili disebabkan oleh gangguan pada proses pembentukan jari-jari tangan atau kaki janin pada masa kehamilan. Ada dua penyebab polidaktili. Yakni faktor genetik yang disebabkan oleh kelainan genetik ketika terjadi mutasi atau perubahan pada gen dan faktor nongenetik yakni karena kondisi kesehatan ibu dan bayi.
"Kalau melihat dari bentuknya itu faktor genetik, itu kan biasanya dari faktor pembentukan dalam proses kehamilan," tandasnya.
(hil/dte)