Suara rintihan seorang anak mencari ayahnya sayup terdengar dalam kecelakaan maut bus tabrak truk di Gresik, Sabtu (27/1/2024) malam. Kecelakaan ini menewaskan lima orang dan puluhan lainnya luka ringan hingga berat.
Saksi warga sekitar mengaku mendengar suara teriakan penumpang hingga anak yang mencari bapaknya di lokasi kejadian.
Diketahui, bus pariwisata rombongan ziarah wali itu menabrak dump truk tronton di Jalan Raya Bungah, Gresik pada Sabtu (27/1) malam sekitar pukul 21.50 WIB. Saat kejadian, bus dalam perjalanan pulang ke Pasuruan usai ziarah ke makam Sunan Bonang Tuban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustain, salah satu warga sekitar mengatakan, ia mendengar rintihan anak mencari ayahnya. Rintihan anak kecil ini sayup terdengar di antara suara takbir yang menggema.
"Saya dengar ada anak-anak nyari ayahnya dalam kondisi kesakitan," kata Mustain kepada detikJatim, Minggu (28/1/2024).
"Saya juga dengar itu ada ibu-ibu nyebut Allahu Akbar Allahu Akbar gitu," imbuhnya.
Mustain mengaku, saat kejadian dirinya sedang nongkrong bersama warga lain di sekitar Gapura Desa Kemangi. Mendengar suara benturan keras, ia pun langsung menuju lokasi kejadian.
"Pas saya datang itu ternyata ada bus nabrak truk," kata Mustain.
Saat mendatangi lokasi kejadian, Mustain tak berani melihat lebih dekat kondisi bus yang sudah ringsek karena membentur truk. Ia hanya melihat sekilas banyak darah, potongan tubuh, hingga penumpang yang terlempar keluar.
"Pokoknya banyak darah dan potongan tubuh. Saya nggak berani mendekat. Ada kursi dan penumpang yang terlempar keluar juga," tambahnya.
Sementara itu, Kanit Laka Lantas Polres Gresik Iptu Tita Puspita Agustina mengatakan, kedua penumpang tersebut merupakan ibu dan anak yang meninggal di lokasi kejadian.
"Kalau anak yang kesakitan itu meninggal. Bersama ibunya yang terjepit. Mungkin sebelum meninggal di lokasi kejadian sempat mencari ayahnya," kata Tita.
Ia menjelaskan bangku yang berada tepat di belakang sopir memang ditempati tiga orang. Mereka adalah ayah, ibu, dan anak.
"Ayahnya masih menjalani perawatan. Sementara ibu dan anak ini meninggal," pungkas Tita.
Saat ini, empat jenazah yang merupakan satu keluarga dimakamkan dalam dua liang lahad. Lima korban tewas antara lain kakak-adik, Noman Alif Agustyahya (28) dan Untanta Ihza Mahendra (18); ibu-anak, Anik (51) dan Auliyah Mahfiroh Rahmadani (17). Mereka warga Dusun Jetak RT 04/RW 09, Desa Karangjati, Pandaan, Pasuruan.
Sementara satu korban lain adalah Kasmini (63). Kasmini merupakan warga Dusun Sentir, Desa Wedoro, Pandaan, Pasuruan.
Setelah tiba di rumah duka, jenazah kemudian disalatkan di masjid. Ratusan warga turut menyalatkan jenazah dan mengiringi jenazah hingga proses pemakaman di tempat pemakaman umum (TPU) setempat.
Jenazah kakak-adik Noman Alif Agustyahya dan Untanta Ihza Mahendra dimakamkan dalam satu liang lahad di bagian utara TPU Karangjati.
Demikian juga dengan jenazah ibu-anak, Anik dan Auliyah Mahfiroh Rahmadani yang dikuburkan dalam satu liang lahad di sisi selatan TPU tersebut.
Sedangkan Jenazah Kasmini dimakamkan di pemakaman Desa Wedoro, Pandaan, Pasuruan.
Sugeng Cahyono, salah satu warga mengatakan para korban dikenal orang yang baik. Mereka ahli ibadah, dan meninggal dalam rangka ibadah.
"Korban orang-orang baik, ahli ibadah. Kami merasa kehilangan," kata Sugeng usai pemakaman.
(hil/dte)