Calon Wakil Presiden (Cawapres) 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyambut baik tantangan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan untuk mengecek kondisi tambang di Wada Bay dan Morowali. Ini terkait polemik hilirisasi tambang.
"Siap aja, kita setiap saat bisa ngecek antara mudarat dan manfaatnya," kata Cak Imin di sela-sela kampanye di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Kamis (25/1/2024).
Menurut Cak Imin, jumlah uang yang masuk ke negara di sektor tambang tak sebanding dengan dampak kerusakan yang ditimbulkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita buktikan bahwa antara jumlah uang yang masuk kepada negara dari pertambangan, baik itu langsung maupun hilirisasi jumlahnya sangat kecil dibanding kerusakannya," tambah Cak Imin
Cak Imin kemudian menyinggung soal tenaga kerja asing hingga kecelakaan kerja yang sering terjadi di industri tambang. Cak Imin menyebut masyarakat Sulawesi Tengah tak sepenuhnya menikmati keuntungan dari sektor tambang
"Apalagi ada tenaga kerja asing, apalagi ada kecelakaan kerja, apalagi ada keuntungan besar tambang itu tidak dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tengah," kata Cak Imin.
"Begitu juga lihat aja di Kalimantan Selatan, batubara, apakah rakyat menikmati? Cek, ayo kita cek!" lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, melansir detikNews, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal hilirisasi di sektor tambang yang disebutnya ugal-ugalan. Luhut ingin mengundang Cak Imin untuk berkunjung ke lokasi.
Pernyataan Luhut disampaikan dalam video yang diunggah, di akun Instagram pribadinya, dilihat, Rabu (24/1/2024). Dalam video itu, Luhut menjawab pertanyaan 'Cak Imin sebut program hilirisasi ugal-ugalan dan tidak membawa kesejahteraan. Tanggapan bapak?'.
"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin tuh berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali, untuk lihat sendiri. Seeing is believing, gitu," kata Luhut, Rabu (24/1).
Luhut kemudian menyampaikan agar tidak berbohong ke publik. Dia menilai membohongi publik bukan karakter yang bagus.
"Daripada Anda berbohong kepada publik, yang menurut saya itu satu karakter yang nggak bagus untuk mencapai suatu posisi Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," katanya.
(hil/dte)