"Kan jelas pertumbuhan ekonominya sampai 13 persen di Sulawesi Tengah, tapi kemiskinannya naik, kemakmuran nggak terasa, pertumbuhan itu ke mana larinya? Dan pendapatan negara tidak seimbang," kata Cak Imin saat berkunjung ke Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Kamis (25/1/2024).
Menurutnya, keuntungan sektor tambang tidak dinikmati langsung oleh masyarakat di Sulawesi Tengah. Namun, yang terjadi justru banyak dinikmati oleh pihak lain, termasuk para pekerja asing.
"Apalagi ada tenaga kerja asing, apalagi ada kecelakaan kerja, apalagi ada keuntungan besar tambang itu tidak dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tengah," ujarnya.
Pernyataan itu menjawab polemik hilirisasi sektor tambang serta pemasukan negara, tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan. Tak hanya di Sulawesi, Cak Imin menyebut kerugian masyarakat akibat tambang juga terjadi di Kalimantan.
"Begitu juga lihat aja di Kalimantan Selatan, batubara, apakah rakyat menikmati? Cek, ayo kita cek," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, melansir detikNews, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal hilirisasi di sektor tambang yang disebutnya ugal-ugalan. Luhut ingin mengundang Cak Imin untuk berkunjung ke lokasi.
Pernyataan Luhut disampaikan dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, dilihat Rabu (24/1/2024). Dalam video itu, Luhut menjawab pertanyaan 'Cak Imin sebut program hilirisasi ugal-ugalan dan tidak membawa kesejahteraan. Tanggapan bapak?'.
"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin tuh berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali, untuk lihat sendiri. Seeing is believing, gitu," kata Luhut, Rabu (24/1).
Luhut kemudian menyampaikan agar tidak berbohong ke publik. Dia menilai membohongi publik bukan karakter yang bagus.
"Daripada Anda berbohong kepada publik, yang menurut saya itu satu karakter yang nggak bagus untuk mencapai suatu posisi Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," katanya.
(hil/dte)