Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega mengungkapkan ibu kandung korban sebelumnya meminta autopsi, namun setelah melihat jasad korban permintaan tersebut dibatalkan.
"kemarin belum melihat jasad fisik dari anaknya jadi sempat menyetujui tapi setelah melihat fisiknya tadi menolak untuk autopsi. Dari keluarga khususnya ibu sendiri tidak tega dan sudah ikhlas," terang Vega Selasa (23/1).
Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan dokter Solakhudin membenarkan hal tersebut setelah menerima penolakan dari ibu korban pihak RSUD pun mengurungkan niatnya untuk autopsi dan langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Sudah saya informasikan ke penyidik, harus ada surat pernyataan dan segala macam, kalau tidak ada persetujuan tidak bisa dilakukan," tutur Solakhudin.
Akibat gagal autopsi, pihak RSUD Blambangan pun tidak bisa memberikan kesimpulan penyebab kematian korban apakah murni bunuh diri atau hal lain. Namun, visum luar tetap dilakukan.
"Sedangkan secara pemeriksaan luar, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban. Hanya ada bekas jeratan tali di leher, itu aja," terangnya.
Sebelumnya jenazah korban juga telah dilakukan pemeriksaan visum luar oleh tim medis Puskesmas Bajulmati, Wongsorejo.
Hasilnya, tidak ditemukan tanda tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya ada bekas jeratan tali tampar di leher.
"Saat ini kami masih menunggu hasil autopsi terhadap jenazah korban," tandas Vega.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(abq/iwd)