Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser mengatakan, anggotanya menemukan alat peraga kampanye (APK) doyong dan berpotensi roboh saat patroli. Lalu APK itu segera diturunkan. Sebelum menurunkan baliho besar, petugas mengambil foto dan video sebagai bukti bahwa APK tersebut doyong.
Saat menurunkan APK, Fikser memastikan anggotanya tidak dilakukan dengan asal-asalan. Melainkan melipat dan ditata sesuai partai politiknya.
"Kita video baru diambil kalau sudah bengkok. Kalau berbahaya, menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan, pejalan kaki atau sudah masuk saluran air, biasanya langsung kita ambil. Kita ambil bukti foto dan video, kalau protes kita bisa tunjukkan. Biasanya dimaklumi. Bahkan ada yang berterima kasih, barangnya kita kembalikan," kata Fikser saat dihubungi detikJatim, Jumat (19/1/2024).
Saat ditanya jumlah APK yang diturunkan, Fikser belum bisa memastikan. Namun dia menyebut ada puluhan baliho besar yang diturunkan.
"Nggak terlalu banyak di Surabaya. Ada puluhan, nggak sampai 50. Ukuran (APK) besar," ujarnya.
Dia mengaku ada timses caleg/paslon mendatangi Satpol PP menanyakan alasan penurunan baliho. Setelah dijelaskan dan ditunjukkan bukti foto dan video, mereka pun akhirnya mengerti. Rerata baliho yang doyong karena pengikatnya tidak terlalu kuat.
"Kan tampak sekali kalau diambil. Kadang-kadang baliho dititipkan di orang sekitar lokasi, ada yang lapor diambil Satpol PP. Nggak terlalu banyak. Biasanya terjadi karena ikatannya dengan kawat dan longgar," jelasnya.
Fikser berpesan ke para parpol agar mengikat APK nya dengan kuat saat musim hujan. Sehingga tidak sampai mengganggu estetika kota.
"Ini waktunya pemilu, pesta demokrasi, kami berharap titik-titik yang diperbolehkan KPU itu yang boleh dipasang. Titik-titik itu kesepakatan bersama. Kami harap tidak dipaku di pohon, kasihan pohonnya dipaku dan membuat wajah kota tidak baik. Mohon kerja sama dan bantuannya untuk menjaga kota ini dari estetika keindahan kota," pungkasnya.
(esw/fat)