Caleg Bondowoso Jual Ginjal demi Biaya Kampanye, PAN Jatim Siap Bantu?

Caleg Bondowoso Jual Ginjal demi Biaya Kampanye, PAN Jatim Siap Bantu?

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 17 Jan 2024 18:42 WIB
Erfin Dewi Sudanto, caleg asal PAN di Bondowoso yang rela menjual ginjalnya untuk modal kampanye
Erfin Dewi Sudanto, caleg PAN di Bondowoso yang jual ginjal. (Foto: Chuk Shatu Widharsa/File detikJatim)
Surabaya -

DPW PAN Jatim buka suara soal caleg di Bondowoso yang hendak menjual ginjal demi bertarung di Pileg 2024 ini. PAN Jatim menyebut bisa saja membantu biaya kampanye caleg tersebut, namun mereka perlu mengklarifikasi terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.

Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Riski Sadig mengatakan pihaknya akan memanggil caleg tersebut untuk diklarifikasi. Soal bantuan dari PAN Jatim, Sadig ingin tahu terlebih dahulu motif dari caleg tersebut.

"Ya, semua caleg PAN dibantu partai dari hasil tabungan dewan-dewan se-Indonesia. Tapi tentu namanya bantuan tidak akan cukup," kata Sadig saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (17/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sadig menegaskan akan mengklarifikasi terlebih dahulu sebelum partai memutuskan akan membantu atau tidak. Sebab, menjual organ merupakan tindakan tidak tepat.

"Kami klarifikasi ke yang bersangkutan dulu, karena tentu tindakan menjual organ kurang tepat bahkan bisa jadi masalah hukum," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ditegaskan kembali apakah PAN Jatim memberi bantuan? Sadig menjawab diplomatis.

"Ya, seperti saya bilang, semua caleg PAN dibantu partai. Jadi kita mau dengar apa masalahnya, karena semua caleg juga punya masalah sendiri-sendiri. Nggak mungkin semua diselesaikan partai juga," tandasnya.

Sebelumnya, seorang caleg di Bondowoso, Erfin Dewi Sudanto rela menjual ginjalnya untuk biaya kampanye. Warga Desa Bataan, Tenggarang, Bondowoso ini merupakan caleg asal PAN.

Erfin maju sebagai caleg di Dapil I Bondowoso (Kecamatan Kota, Tenggarang, dan Wonosari). Pria yang mendapat nomor 9 ini merelakan satu ginjalnya untuk dilelang bagi yang membutuhkan.

Saat ini, lelang ginjal masih dilakukan secara konvensional atau door to door. Artinya, dia menawarkannya pada warga yang ditemuinya.

"Langkah ini terpaksa saya lakukan. Sebab, saya melihat kondisi demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan," ungkap Erfin saat ditemui detikJatim di rumahnya, Selasa (16/1).




(dpe/dte)


Hide Ads