Cewek bernama Siska mengaku pernah terjebak menjadi tumbal sekte pengabdi setan saat dirinya bergabung menjadi pengajar di salah satu yayasan bimbingan belajar (bimbel) di Kota Malang. Siska menyebutkan bahwa yayasan bimbel itu masih ada sampai sekarang.
Siska mengisahkan bagaimana dirinya menjadi tumbal sekte pengabdi setan pada 2014 dalam video berjudul Viralkan !! Sekte Pemuja Setan Ada di Kota Malang ?? yang diunggah channel YouTube Lonceng Mystery.
Kepada host Lonceng Mystery bernama Gilang, Siska tidak menyebutkan detail nama bimbel tempat dirinya bekerja paruh waktu sebagai pengajar. Namun di bagian akhir video ketika Gilang menanyakan apakah yayasan bimbel itu masih ada sampai sekarang, Siska menyatakan yayasan itu masih eksis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yayasan bimbelnya sampai sekarang masih ada. Masih aku pantau sampai sekarang. Bukan dendam. Takut aja gitu lho. Takutnya nanti entah temenku atau... aku, kan, khawatir juga, kan," ujar Siska kepada Gilang dilihat detikJatim, Rabu (17/1/2024).
Siska mengaku terus memantau keberadaan yayasan bimbel di mana ketua yayasan bimbel itu, dalam kisah yang dia ceritakan, adalah pengikut sekte pengabdi setan yang sempat menumbalkan dirinya. Siska bahkan tahu yayasan bimbel itu sudah pindah kantor.
"Dan (kantornya) nggak di daerah situ lagi. Udah pindah ke perumahan elite lah," ujarnya. "Sampai sekarang aku masih lihat lah ya, aku searching, terus aku tanya-tanya ke orang gimana yayasan ini masih ada apa nggak? Masih."
Di dalam video yang diunggah pada 9 Januari 2024 itu Siska juga menyebutkan bahwa yayasan bimbel itu saat ini sudah tidak lagi merekrut mahasiswi atau mahasiswa untuk menjadi pengajar paruh waktu.
"Udah nggak ngambil pengajar mahasiswi lagi. Katanya sudah setop ngambil mahasiswi atau mahasiswa kayak gitu," ujarnya.
Siska yang diketahui juga merupakan konten kreator bertema horor itu mengaku terus memantau keberadaan yayasan bimbel itu karena masih khawatir. Dia takut bila yayasan bimbel itu masih ada akan ada korban selanjutnya yang menjadi tumbal sekte pengabdi setan.
"Nah, itu. Aku yang khawatir itu. Aku khawatirnya itu (ada korban selanjutnya)," katanya.
Hingga akhir video yang hingga Rabu sore pukul 15.55 WIB sudah ditonton 431 ribu kali itu, Siska tetap tidak membocorkan nama bimbel itu. Tapi dia memberikan sedikit petunjuk tentang yayasan bimbel tersebut.
"Bimbel ini nggak terkenal. Bimbel kecil. Nggak terkenal," ujarnya.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih mendalami tentang video wawancara Siska yang seolah mengungkap keberadaan sekte pengabdi setan di Kota Malang. Proses pendalaman konten dengan metode digital forensik sedang dilakukan.
Hal itu seperti disampaikan Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto saat ditemui detikJatim pada Selasa (16/1). Dia menyatakan bahwa pendalaman dengan digital forensik ditujukan untuk mengungkap kebenaran sekte pengabdi setan seperti yang disebutkan Siska.
"Digital forensik untuk mempelajari meta data terkait konten, lokasi video dibuat, dan diunggah, isi video, dan kebenaran apa yang disampaikan," terang Danang.
Baca juga: Ayat Al-Qur'an tentang Pengabdi Setan |
Sebelumnya, Siska menceritakan bagaimana dirinya sempat terjebak sekte pengabdi setan pada 2014. Dalam konten video yang sama Siska menjelaskan bahwa saat itu dirinya masih berstatus mahasiswi yang hendak mengisi waktu luang dengan bekerja sebagai pengajar.
Salah satu rekannya bernama S mengajaknya bergabung ke sebuah bimbel di Kota Malang. Selama dirinya bekerja di sana, dia mendapatkan upah yang tidak sewajarnya upah pengajar paruh waktu di bimbel lainnya.
"Bayaran dari pengajar bimbel itu berapa sih Mas? Rp 30 ribu per jam, kayak gitu kan. Itu (di yayasan bimbel tempat dia bekerja) nggak. Selama seminggu aku bisa dapat uang Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu. Iya, banyak," ujarnya kepada Gilang, host Lonceng Mystery.
Karena khawatir terjadi kekeliruan, dia menyatakan kepada S ingin bertemu dengan ketua yayasan bimbel tersebut. Namun, rekannya itu seolah enggan mempertemukan dirinya dengan ketua yayasan.
"Karena aneh, takutnya ada apa-apa, atau mungkin keliru lah ya ngasih aku bayaran segitu, makanya aku pengen ketemu sama beliaunya (ketua yayasan) langsung. Ternyata nggak ditemuin sama sekali sama temenku ini. Banyak lah alasannya yang A, yang B," ujarnya.
Dalam konten itu Siska menceritakan bagaimana dia akhirnya bisa bertemu dengan ketua yayasan dalam seminar yang lebih mirip ritual pemujaan setan di salah satu hotel terkenal di Kota Malang. Juga tentang bagaimana dirinya akhirnya tahu bahwa dirinya telah dijadikan tumbal oleh ketua yayasan itu.
Lebih jauh Siska juga menyampaikan kesaksian bahwa saat dirinya menghadiri seminar yang mirip pemujaan setan itu dia mengetahui bahwa undangan yang datang dan menandatangani daftar hadir acara itu adalah para dokter dan profesor, serta tokoh elite di Kota Malang.
(dpe/dte)