Siska Terjebak Sekte Pengabdi Setan di Kota Malang Saat Jadi Guru Bimbel

Siska Terjebak Sekte Pengabdi Setan di Kota Malang Saat Jadi Guru Bimbel

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 16 Jan 2024 19:23 WIB
Siska menceritakan bagaimana dirinya sempat terjebak sekte pengabdi setan di Kota Malang dan sempat menjadi tumbal.
Siska menceritakan saat terjebak sekte pengabdi setan di Kota Malang. (Foto: tangkapan layar/YouTube Lonceng Mystery)
Kota Malang -

Cewek yang ngaku bernama Siska telah menghebohkan jagat maya dengan ceritanya soal sekte pengabdi setan di Kota Malang. Dia mengaku mengalami hal-hal aneh itu setelah bergabung ke sebuah yayasan. Yayasan itu bergerak di bidang bimbingan belajar (bimbel).

Dalam video berjudul 'Viralkan !! Sekte Pemuja Setan Ada di Kota Malang ??' yang diunggah channel YouTube Lonceng Mystery, Siska tidak menyebutkan detail nama bimbel tempat dirinya bekerja paruh waktu sebagai pengajar les privat pada 2014.

Namun, dia menyampaikan beberapa hal tentang bimbel tempat dirinya bergabung. Selama dirinya bekerja di sana, dia mendapatkan upah yang tidak sewajarnya upah pengajar paruh waktu di sebuah bimbel. Nominalnya menurutnya cukup banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bayaran dari pengajar bimbel itu berapa sih Mas? Rp 30 ribu per jam, kayak gitu kan. Itu (di yayasan bimbel tempat dia bekerja) nggak. Selama seminggu aku bisa dapat uang Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu. Iya, banyak," ujarnya kepada host Lonceng Mystery.

Siska mengaku khawatir telah terjadi kekeliruan honor yang ia terima. Oleh karena itu dia ingin bertemu dengan ketua yayasan di bimbel dan sudah menyampaikan itu kepada temannya, S, yang mengajaknya bergabung di bimbel itu.

ADVERTISEMENT

"Karena aneh, takutnya ada apa-apa, atau mungkin keliru lah ya ngasih aku bayaran segitu, makanya aku pengen ketemu sama beliaunya (ketua yayasan) langsung. Ternyata nggak ditemuin sama sekali sama temenku ini. Banyak lah alasannya yang A, yang B," ujarnya.

Hingga akhir video Siska tidak menyebutkan petunjuk lain tentang nama yayasan atau nama bimbel tempat dirinya bergabung. Dia hanya menyebutkan bahwa peristiwa mengerikan ketika dirinya terjebak sekte pengabdi setan usai bergabung di yayasan itu terjadi pada tahun 2014.

Saat itu Siska mengaku dirinya masih kuliah kampus yang diduga di Kota Malang dan ingin mengisi waktu luang bekerja paruh waktu. Selama 4 hingga 5 bulan dirinya mengajar, sama sekali dia tidak bertemu dengan ketua yayasan bimbel itu hingga dia dapat undangan mengikuti seminar.

"Jadi setelah 4 atau 5 bulan gabung di yayasan ini, saya diundang datang di acara seminar. Anehnya seminar itu digelar jam 11 malam di salah satu hotel di Kota Malang lah. Hotel ini sangat terkenal sekali," ujarnya.

Begitu tiba di lokasi acara itu, Siska merasakan suasana yang sangat ganjil sejak memasuki gerbang hotel. Mereka disambut lilin menyala berjajar sejak gerbang hingga pintu masuk lobby hotel. Kemudian dia diarahkan masuk ke aula dengan meja yang tertata rapi tapi seolah sengaja didekorasi gelap.

"Lalu kita masuk ke aula yang sudah didekorasi gelap. Aku sudah mikir apa ya, pengabdi setan atau sekte-sekte begitu ya. Di aula itu, meja disusun rapi dan yang datang pakai jas, kecuali kita berempat pakai batik karena baru selesai ngajar. Ketua yayasan itu, ibu itu, langsung pakai jas," kisahnya.

Siska yang hadir bersama S dan 2 temannya yang lain berinisial A dan T akhirnya bertemu dengan ketua yayasan. Mereka duduk semeja. Sikap ketua yayasan itu sama anehnya dengan undangan lain di ruangan itu.

Umumnya, dalam sebuah seminar, bila pembicara belum naik ke panggung hadirin atau undangan akan memanfaatkan waktu untuk ngobrol dengan teman semeja. Tidak demikian di acara itu, seluruh undangan tampak duduk dengan sikap yang tenang dan diam mematung.

Siska dan kawan-kawannya dibuat makin bergidik begitu sang pembicara datang. Pembicara di acara itu adalah seorang pria yang wajahnya disamarkan dengan topeng berwarna hitam. Dia pun sempat menanyakan kepada sang ketua yayasan, siapa pembicara bertopeng hitam itu?

"Ibu ketua yayasan itu cuma menoleh sedikit dan melirik ke saya dan sama sekali tidak menjelaskan apa-apa," katanya.

Siska dan teman-temannya pun semakin yakin bahwa acara itu bukan seminar biasa, tapi lebih mirip ritual pemujaan setan. Lantaran ketakutan, Siska dan teman-temannya memutuskan pulang lebih awal.

"Pas aku pamit ke ibu ketua yayasan itu, dia noleh nggak bilang apa-apa cuma manggut. Makin takut lah aku, ini setan apa gimana ya? Yawis kita berempat pulang, agak sedikit lari sampai satu ruangan lihat kita," ujarnya.

Cerita Siska ini seolah membuktikan keberadaan sekte pengabdi setan di Kota Malang. Ceritanya itu membuat netizen bertanya-tanya, termasuk mereka yang berdomisili di Kota Malang. Sayangnya, hingga berita ini tayang, Siska belum merespons detikJatim yang berupaya menggali kisahnya lebih dalam.

Pihak kepolisian di Kota Malang yang khawatir cerita Siska tentang sekte pengabdi setan itu berpotensi meresahkan warga Kota Malang, maka pendalaman konten itu sedang dilakukan.

"Kita masih mendalami adanya konten tersebut," tegas Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto ketika dihubungi detikJatim.




(dpe/dte)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim


Hide Ads