Perjuangan Komunitas Tuna Netra Surabaya Semangat Ngaji Al-Qur'an Braille

Perjuangan Komunitas Tuna Netra Surabaya Semangat Ngaji Al-Qur'an Braille

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 11 Jan 2024 16:27 WIB
Semangat Tuna Netra di Surabaya Belajar Ngaji Pakai Braille
Mengaji Al-Qur'an braille (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Semangat para tuna netra di Surabaya belajar mengaji dengan huruf braille tak pernah surut. Mereka tetap mengaji tak menghiraukan keterbatasan yang dimiliki.

Para tuna netra tergabung dalam gerakan tuna netra mengaji diinisiasi , tiap minggunya belajar mengaji dengan huruf braille. Gerakan ini dimulai sejak tahun 2020.

Muhammad David Affandi, salah satu pengurus Komunitas Kawan Netra yang mendampingi aktivitas gerakan tuna netra menyebut kurang lebih 100 tuna netra di Surabaya ikut pelatihan mengaji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tersebar di beberapa titik. Di antaranya Surabaya Selatan, Timur, Barat dan Utara.

"Kegiatan rutin tiap minggu. Kegiatan dari Kawan Netra. Lokasinya ada 10 titik di Surabaya Selatan, Timur, Utara, Barat," tutur David saat dijumpai detikJatim di pelatihan mengaji di Pagesangan, Kamis (11/1/2024).

ADVERTISEMENT

Dia mengaku awalnya para tuna netra tersebut tidak bisa mengaji sama sekali. Bahkan belum mengenal huruf hijaiyah. Namun saat ini sudah banyak tuna netra yang lancar membaca Al-Qur'an.

"Awalnya pemula semua dari belum mengenal huruf sampai bisa mengaji. Mulai dari Iqra' terus lanjut ke Al-Qur'an," tambahnya.

Semangat Tuna Netra di Surabaya Belajar Ngaji Pakai BrailleTuna Netra Surabaya Belajar Ngaji Pakai Braille/ Foto: Aprilia Devi

Salah satu tuna netra, Puji Supriyatiningsih mengaku dirinya memang sangat ingin bisa membaca Al-Qur'an.

"Soalnya waktu itu saya nggak bisa baca Al-Qur'an. Sampai dari SD-SMA saya masih belum bisa baca arab braille. Akhirnya saya cari apa ada ya kursus arab braille. Walaupun bayar berapa aja saya mau, akhirnya ketemu sama kegiatan ini," tutur Puji.

Puji adalah salah satu tuna netra yang cukup progresif dalam belajar. Saat ini ia sudah membaca Al-Qur'an braille dengan cukup lancar.

Sementara guru yang mengajar ngaji dengan huruf arab braille di sini, Anik Indrawati yang juga tuna netra mengharapkan semangat para komunitas terus terjaga.

"Saya mengajar membaca huruf arab braille juga untuk memberi semangat kepada semua teman-teman netra. Walaupun kita netra, tapi tetap harus tidak lupa dengan Al-Qur'an," ujar Anik.

Anik juga berpesan kepada seluruh tuna netra yang sedang belajar ngaji dengan huruf braille untuk istiqomah terus belajar membaca Al Quran agar semakin lancar.

"Alhamdulillah santriwan-santriwati di sini Istiqomah semuanya. Semangat dipelajari lagi membacanya," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads