Sedikitnya ada 7 ruangan di SDN Ngingasrembyong, Sooko, Mojokerto terpaksa dikosongkan karena rusak imbas hujan deras pada Desember 2023. Pada hari pertama masuk sekolah di 2024, siswa diajak kerja bakti bersih-bersih puing bangunan dan menjalani kegiatan belajar di ruangan lain.
Dari 7 ruangan yang dikosongkan, ada 4 ruangan yang rusak karena hujan deras pada Jumat 22 Desember 2023. Saat hujan deras mengguyur sore itu, sekitar pukul 17.00 WIB, atap ruang guru di sekolah itu ambruk total. Tidak ada korban karena sebelum kejadian ruang guru itu sudah dipindahkan.
Meski ruang guru itu sudah dipindahkan ke bekas ruang kelas 3, namun cukup banyak perabotan yang belum dikeluarkan dari ruangan itu tertimpa material bangunan yang ambruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan deras sore itu juga meruntuhkan 50% atap ruang kelas 6. Ruang kelas 5 yang persis di sebelah kiri ruang kelas 6 mengalami kerusakan plafon teras sekitar 1,5 x 1,5 meter persegi. Sedangkan ruangan kepala sekolah berlubang pada bagian atap karena dampak ruang guru yang ambruk.
Tidak hanya itu, atap musala dan gudang bekas laboratorium, juga ruangan asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) SD itu juga amblas. Bahkan, plafon di dalam gudang banyak yang jebol.
Guru kelas 3 SDN Ngingasrembyong Afidudin mengatakan bahwa rusaknya sejumlah ruangan di sekolah itu bukan karena hujan deras, melainkan karena kondisi kerangka atap yang memang sudah lapuk.
Dia menjelaskan, 7 ruangan yang bahaya bila ditempati selain sebagian sudah ambruk itu telah dikosongkan sejak hari pertama masuk sekolah setelah libur semester I dan Nataru.
"Jadi, totalnya ada 7 ruangan yang dikosongkan," terang Afifudin kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/1/2024).
Pagi tadi, kata Afifudin, para siswa diajak kerja bakti untuk membersihkan ruang kelas yang akan mereka tempati. Sebab KBM 28 siswa kelas 5 dipindahkan ke ruang kelas 4, 35 siswa kelas 6 dipindahkan ke ruang gudang yang dulunya ruang kelas, sedangkan 28 siswa kelas 4 dipindahkan ke aula.
"Hari ini anak-anak masih bersih-bersih dan sedikit pelajaran. Karena menempati ruangan baru," jelasnya.
SDN ini memiliki 173 siswa hasil merger SDN Ngingasrembyong 1 dan 2. Menurut Afifudin, KBM tidak terganggu karena masih ada cadangan ruang kelas yang bisa ditempati. Hanya saja, halaman sekolah belum bisa dipakai upacara karena banyak perabotan sekolah.
"Kami baru melaporkan ke dinas (Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto) terkait bencana ini saja. Tindaklanjutnya menunggu informasi ke dinas terkait," ujarnya.
Kabid Sarpras Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mojokerto Adi Mahendarto mengaku sudah mengecek bangunan SDN Ngingasrembyong yang ambruk. Menurutnya, 3 ruangan, yakni bekas ruang guru serta ruang kelas 5 dan 6 diusulkan untuk direnovasi dengan anggaran belanja tak terduga (BTT).
Ketiga ruangan itu terakhir kali direnovasi pada 2014. Itu pun sebatas peninggian dinding dan atap sekitar 50 cm.
"Kami kerja sama dengan BPBD mengusulkan dana tak terduga yang mungkin bisa dikeluarkan oleh Pemkab Mojokerto. Sudah kami laporkan ke kadis yang langsung dilanjutkan ke Bupati," jelasnya.
Sedangkan terkait 4 ruangan yang dikosongkan karena atapnya sudah lapuk, Adi mengaku belum bisa berbuat banyak. Saat ini, keempat ruangan itu dipasangi tali pembatas agar tidak ada siswa yang bermain di dalamnya. Cara ini untuk mengantisipasi jika atap ruangan ambruk.
"Penanggulangannya memasang tali pembatas agar tidak ada aktivitas di situ, murid-murid dilarang mendekat," tandasnya.
(dpe/iwd)