Para PKL di area watu-watu Pantai Kenjeran kembali mengamuk dengan merusak pagar hingga memblokade jalan dengan batu Minggu (24/12). Aksi itu dilakukan dengan alasan yang sama, yakni menolak dipindah berjualan di Sentra Ikan Bulak (SIB) dan memilih tetap berjualan di pinggir jalan.
Dari pantauan detikJatim, pagar-pagar yang rusak masih ada dan belum dibetulkan. Pagar tersebut masih miring akibat dirusak para PKL. Namun batu, ranting pohon, dan pagar yang kemarin diletakkan di tengah jalan sudah tak ada lagi.
Tidak terlihat adanya petugas Satpol PP yang berkeliling atau menjaga area watu-watu Kenjeran. Sehingga para PKL pun dengan santainya berjualan di pinggir jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara parkir liar di depan Taman Suroboyo dan PKL di watu-watu Kenjeran masih banyak hingga sore ini. Jukir liar tetap menarik tarif pengendara yang berhenti untuk berwisata.
Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser menjelaskan kejadian pada Minggu (24/12) memang ada perlawanan dari pedagang dengan cara merusak pagar, menutup jalan dengan batu besar dan ranting pohon, serta melempari petugas dengan batu. Menurutnya, tindakan itu dapat merugikan para pedagang sendiri dan juga warga sekitar.
"Tindakan membuang sampah, menutup jalan, melempar batu merugikan warga lain juga. Kenyamanan warga Nambangan mungkin ga bisa lewat, karena ada batu dan kayu. Kami dilempar batu, kami mundur. Kami tidak pernah bersikap arogansi," kata Fikser saat ditemui detikJatim di kantor Satpol PP, Senin (25/12/2023).
"Mereka berusaha melakukan aksi bakar-bakar di sana, tapi segera kita ambil alat mereka dan itu tidak sempat terjadi. Kita kasihan juga kepada pengguna jalan," tambahnya.
(esw/iwd)