Tiga Tragedi Satu Keluarga Bunuh Diri yang Gemparkan Jatim

Tiga Tragedi Satu Keluarga Bunuh Diri yang Gemparkan Jatim

Amir Baihaqi - detikJatim
Selasa, 19 Des 2023 13:47 WIB
Ilustrasi bunuh diri
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kasus bunuh diri satu keluarga mendadak menjadi sorotan masyarakat pada beberapa hari terakhir. Ini setelah munculnya kasus bunuh diri satu keluarga guru sekolah dasar (SD) di Desa Saptorenggo, Pakis, Kabupaten Malang. Motif ekonomi selalu menjadi latar belakang pemicu bunuh diri satu keluarga tersebut.

Dalam istilah kriminologi atau psikologi forensik, aksi nekat ini dikenal dengan istilah familicide yang berarti bunuh diri atau pembunuhan keluarga. Pelakunya tak lain juga masih anggota keluarga sendiri yang biasanya kemudian menyusul dengan bunuh diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbaru, kasus keluarga guru SD yang memilih jalan bunuh diri ini turut menambah deretan tragedi familicide di Jatim. Dari catatan detikJatim, sebelumnya kasus serupa pernah terjadi. Berikut tiga familicide yang pernah terjadi dan menggemparkan Jatim:

1. Ibu di Malang Racuni 4 Anaknya Lalu Susul Bunuh Diri

Tragedi memilukan hati ini terjadi pada Sabtu, 10 Maret 2007 di Lowokwaru, Kota Malang. JM (35) tega membunuh empat anaknya masing-masing GA (2), HS (7), PL (10), dan AL (11). JM membunuh keempat anaknya dengan racun untuk kemudian ia juga bunuh diri dengan meminum racun.

ADVERTISEMENT

JM bahkan merekam semua kejadian tersebut dengan handphone-nya Sony Ericsson type K3101. Usai meracuni jenazah keempat anaknya, JM sempat membaringkan berjajar anak-anaknya di ranjang dengan pakaian rapi dan dalam posisi bersedekap.

JM selanjutnya mengirim pesan short message service (SMS) ke suaminya, HE yang saat itu masih ada di Surabaya. Namun SMS yang dikirim JM dengan menggunakan handphone Nokia 1100 ke suaminya itu failed atau tak terkirim. Dalam SMS-nya, JM minta maaf ke HE karena telah membunuh anak-anaknya.

Jenazah JM dan keempat anaknya ini kemudian ditemukan keesokan harinya. Penemuan berawal saat warga berkumpul hendak melakukan kerja bakti. Penemuan itu pun langsung menggemparkan warga tempat tinggal JM saat itu.

Polisi yang melakukan penyisiran di TKP menemukan handphone yang berisi rekaman urutan kejadian memilukan itu. Tak hanya itu, tiga lembar surat wasiat yang ditulis JM juga ditemukan di lokasi.

Dari surat wasiat tersebut diketahui JM nekat melakukan tindakan itu karena persoalan ekonomi. Sebab usaha HE, suaminya bangkrut. Karena hal ini, JM tak sanggup lagi membiayai keempat anaknya.

Kasus tersebut pun dihentikan penyelidikannya. Sebab, sesuai dengan KUHP Pasal 109 ayat 2, jika tersangka sudah meninggal dunia maka otomatis akan dikeluarkan Surat Perintah Penghentian penyidikan (SP3).

2. Keluarga Pengusaha Roti Habisi Istri dan 2 Anaknya Balita

Setahun setelah tragedi di Lowokwaru, Kota Surabaya digemparkan kabar pembunuhan keluarga. Empat orang terdiri suami, istri dan dua anak yang masih balita ditemukan tewas bersimbah darah di rumah kawasan Ngagel Jaya, Surabaya.

Keempat korban adalah YS (37), SE (36) serta dua anaknya JJ (5) dan CK (3). Pelaku tak lain adalah YS, suami sekaligus ayah para korban. Usai membantai istri dan dua anaknya, YS kemudian menyusul dengan bunuh diri.

Polisi awalnya menduga YS dan keluarga tewas dibunuh perampok. Namun setelah didalami lagi, ternyata tak ada barang yang hilang. Posisi kamar juga terkunci dari dalam. Penyelidikan semakin terang setelah Bid Dokkes Polda Jatim dan tim Labfor turun ikut membantu penyelidikan.

Hasil olah TKP menyimpulkan keempat anggota keluarga itu tewas dibunuh oleh YS sendiri. Ini karena YS diketahui tewas paling akhir. Hal ini juga dikuatkan dengan saksi-saksi yang berada di rumah YS sesaat sebelum tragedi itu.

YS diketahui menghabisi istri dan kedua anaknya yang masih balita itu dengan menggoreskan pisau ke leher masing-masing korban. YS lalu memutuskan akan minum obat serangga namun hal itu tak dilakukan. Ini dibuktikan dengan temuan botol obat serangga di sekitar kamar.

YS lantas mencoba dengan mengiris urat nadinya dan menusuk dada dan perutnya dengan pisau. Namun belum juga kunjung menemui ajal. Di saat itu lah YS sempat menulis pesan di dinding dengan darahnya.

Pesan itu bertuliskan " Ma, aku diakali orang aja." Ia kemudian menghabisi dirinya sendiri dengan menyayat leher dan menancapkan pisau kembali ke perutnya.

Polisi menduga aksi yang dilakukan YS karena masalah bisnis. Ia diduga bangkrut karena kalah main valas (valuta asing). Ini diperkuat dari barang bukti berupa laptop merek Acer yang diamankan, polisi mendapat data-data tentang valas dan bursa saham.

3. Keluarga Guru SD Memilih Bunuh Diri Karena Beban Utang

Malang menjadi lokasi satu keluarga bunuh diri. Kali ini lokasinya terjadi di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Malang. Tiga orang terdiri WE (44), sementara istrinya berinisial SU (40), dan seorang putri berinisial RY (12) yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP tewas di rumahnya pada Selasa, 12 Desember 2023.

Ketiga jenazah itu awalnya diketahui AKE (13), salah satu anak WE dan SU yang selamat dan tak dijadikan target bunuh diri keluarganya. Saat itu, sekitar pukul 8.00 WIB AKE merasa heran karena kondisi rumahnya sepi. Ia pun menuju kamar orang tuanya.

Saat ditemukan, WE diketahui kondisinya masih hidup. Namun nyawanya juga tak tertolong. Sedangkan anak dan istrinya ditemukan telah meninggal dengan kondisi mulut berbusa. Ketiganya diketahui mengakhiri hidup dengan obat nyamuk.

Sedangkan WE tewas karena menyayat pergelangan tangannya. Ia juga sempat menuliskan pesan yang ditulis di kaca rias kamar. Pesan itu ditujukan kepada putri kembar mereka berinisial AKE (13), yang merupakan saudara kembar RY.

Polisi mengungkapkan keluarga guru SD terdiri dari tiga orang itu nekat memilih jalan pintas mengakhiri hidup karena karena beban utang. Polisi pun kini masih menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut hingga saat ini.

Halaman 2 dari 2
(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads