Terungkap! Bukan Helium yang Tewaskan Mahasiswi FKH Unair

Terungkap! Bukan Helium yang Tewaskan Mahasiswi FKH Unair

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 10 Des 2023 21:30 WIB
Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Sodiq Pratomo
Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Sodiq Pratomo membeberkan penyebab tewasnya mahasiswi FKH Unair (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Penyebab kematian mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair berinisial CA (21) mulai terungkap. Hal ini terungkap dari hasil laboraturium forensik (labfor). Korban diketahui tewas bukan karena menghirup gas helium, melainkan difluoromethane.

"Bukan gas helium," kata Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Sodiq Pratomo kepada detikJatim, Jumat (8/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senyawa ini, lanjut Sodiq, merupakan senyawa yang digunakan pada freon AC mobil.

"Lebih dikenal sebagai freon," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sodiq menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan, didapati bahwa profil DNA yang ada pada korban dengan pembanding berupa tulang korban menunjukkan hasil identik. Artinya, tidak ditemukan profile DNA lain selain milik korban atau dipastikan korban melakukan aksinya seorang diri.

Ia memastikan, bila Difluoromethane merupakan gas yang tidak berwarna, berbau seperti eter, tidak beracun di bawah suhu normal, bisa dengan cepat menyebabkan asphyxia.

"Itu (Difluoromethane) bila dalam kepadatan tinggi, bisa menyebabkan disorientasi, pusing, mual, muntah, narcotisme, aritmia, tekanan darah rendah. Dalam kepadatan yang sangat tinggi bisa menyebabkan kematian akibat asphyxia. Saat kontak dengan kulit atau mata, itu menyebabkan Frostbit, dll. LC50: 4900 mg/m³ per 4 jam (dihirup tikus)," ujarnya.

Lebih lanjut, difluoromethane jika dihirup juga akan mengakibatkan kepadatan dan menyebabkan kematian akibat asphykxia.

"Dengan menghirup terus dapat menyebabkan kepadatan tinggi sehingga menyebabkan kematian," imbuhnya.

Meski demikian, Sodiq enggan menyatakan secara detail soal hal ini, lantaran ranah penyidikan ada pada Sat Reskrim Polresta Sidoarjo.

Sebelumnya diberitakan, CA ditemukan tewas di dalam mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik di halaman parkir Apartemen Royal Bisnis, Tambak Oso, Sidoarjo, Minggu (5/11). Plastik itu dilakban pada bagian leher. Ditemukan juga tabung berisi helium di dalam mobil. Tabung itu mempunyai slang yang ujung satunya dimasukkan ke plastik yang menutupi kepala korban.

Polisi juga menemukan dua surat wasiat yang diduga ditulis korban. Dua surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu berisi curahan hati korban kepada keluarga hingga sahabat.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads