Salah satu persyaratan sah melakukan ibadah seperti sholat, iktikaf di masjid, tawaf, menyentuh mushaf, dan sebagainya adalah memastikan tubuh suci dari hadas kecil dan besar. Untuk itu, umat Muslim perlu menghilangkan hadas kecil dengan berwudu, dan hadas besar dengan mandi wajib atau mandi junub.
Mengutip situs Kementerian Agama, junub diartikan ketika seseorang mengalami beberapa kondisi, seperti keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak, melakukan jimak atau berhubungan suami istri, setelah periode menstruasi pada perempuan, hingga setelah nifas.
Namun, dalam situasi tertentu apabila tidak ditemukan atau terbatasnya kebutuhan air maupun uzur karena sakit diperbolehkan tayamum, sebagai pengganti mandi wajib atau wudu. Caranya dengan membasuh wajah dan kedua tangan menggunakan debu sesuai syariat Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Niat Mandi Wajib
Mandi wajib dilakukan atas kondisi tertentu. Bacaan niatnya juga bergantung kondisi di baliknya. Berikut lafal niat mandi wajib berdasarkan kondisi-kondisinya.
1. Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Badan
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْجَنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaytul ghusla lirof'il hadastil akbari minaljanabah fardhu lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah SWT.
2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْحَيْضِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitul ghusla li-rafi'il hadatsil akbari minal-haidh fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: Saya berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar karena haid karena Allah Ta'ala.
3. Niat Mandi Wajib Setelah Nifas
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitul ghusla li-rafi'i hadatsin-nifas lillahi ta'ala.
Artinya: Saya berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala.
Tata Cara Pelaksanaan Mandi Wajib
Terdapat dua rukun yang tidak boleh dilewatkan ketika melaksanakan mandi wajib adalah sebagai berikut.
1. Melafalkan Niat Mandi Wajib
Dalam mazhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan ketika pertama kali mengguyurkan air ke tubuh.
2. Seluruh Tubuh Harus Terkena Air
Ketika mandi wajib, seluruh bagian tubuh luar harus terkena air, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Air harus dapat mengalir sampai ke bagian kulit dan pangkal rambut atau bulu, sehingga tubuh tidak menyisakan najis yang masih tertempel pada bagian-bagian yang tidak tersentuh air.
Sementara itu, berkenaan dengan hal-hal yang dapat dilakukan saat melakukan mandi wajib yang bersifat sunnah berdasarkan pendapat Imam al-Ghazali dalam kitab Biddyatul Hiddyah yaitu sebagai berikut.
- Membasuh bagian tangan sebanyak tiga kali.
- Membersihkan segala kotoran dan najis yang masih menempel di tubuh.
- Berwudu dengan sempurna.
- Membasahi kepala sebanyak tiga kali bersamaan dengan membaca niat untuk menghilangkan hadast besar.
- Membasahi bagian tubuh sebelah kanan sebanyak tiga kali, lalu dilanjutkan dengan tubuh sebelah kiri dengan jumlah yang sama.
- Menggosok tubuh bagian depan maupun belakang sebanyak tiga kali.
- Membersihkan sela-sela rambut.
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya, hindari tangan dari bagian menyentuh kemaluan. Apabila tersentuh, sebaiknya melakukan wudhu kembali.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)