Labfor Polda Jatim Olah TKP Bunuh Diri Keluarga Guru SD, Ada Temuan Baru?

Labfor Polda Jatim Olah TKP Bunuh Diri Keluarga Guru SD, Ada Temuan Baru?

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 14 Des 2023 17:29 WIB
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat usai olah TKP mendampingi Labfor Polda Jatim. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Tim Labfor Polda Jawa Timur melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah guru SD yang ditemukan tewas bersama istri dan anaknya. Dari hasil olah TKP tersebut, polisi semakin mempertegas bahwa sekeluarga itu memang bunuh diri.

"Ini tanggal 14 Desember 2023, kami mendampingi Bidlabfor Polda Jawa Timur untuk melaksanakan kegiatan olah TKP. Mengecek kembali, kroscek kembali terkait kegiatan olah TKP yang kemarin (Rabu) sudah dilakukan. Tentunya ini menunjukkan keseriusan dari Polres Malang berikut Polda Jawa Timur dalam menangani perkara ini," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat kepada wartawan di lokasi, Kamis (14/12/2023).

Dari pantauan detikJatim, Tim Labfor Polda Jatim terlihat memeriksa seluruh sudut rumah yang berada di Jalan Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, itu. Garis polisi terlihat juga masih terpasang di pagar depan rumah.

Gandha menjelaskan bahwa sama seperti olah TKP saat kejadian, Tim Labfor memeriksa sejumlah barang yang berkaitan dengan kasus yang menewaskan tiga orang tersebut.

"Sama seperti kemarin, seperti pisau kemudian spidol, buku agenda, darah yang sudah diserap, kemudian gelas, selanjutnya saset obat antinyamuk cair, seperti itu," jelasnya.

Sementara ditanya apakah ada temuan dalam olah TKP hari ini, Gandha menegaskan, sepanjang penyelidikan pihaknya bersama Labfor tidak menemukan adanya bukti baru.

Apa yang dilakukan, lanjut Gandha, merupakan upaya mempertegas proses identifikasi kasus bunuh diri tiga anggota keluarga meliputi suami, istri dan satu anak perempuan itu.

"Tidak (temuan baru), sama seperti kemarin. Artinya, ini hanya mempertegas identifikasi. Tentunya barang-barang tersebut harus diuji lab. Makanya yang membidangi di sini adalah Bidlabfor Polda Jawa Timur yang memiliki kualifikasi terhadap pengetesan seperti ini," tegas Gandha.

"Intinya mempertegas dan memperkuat kembali, jadi seperti pengambilan sampel darah lebih langsung, yang dilakukan oleh Bidlabfor Polda Jawa Timur. Dari mulai awal hingga akhir, kemudian itu gelas juga sekalian akan dibawa, dan persesuaian dengan keterangan-saksi juga," sambungnya.

Gandha kembali menyampaikan, hasil proses penyelidikan menguat bahwa ibu dan anak perempuannya diketahui tewas terlebih dahulu. Sebelum kemudian sang suami meninggal di rumah sakit, karena mengalami luka sayatan di pergelangan tangan sebelah kiri.

Dari penyelidikan juga belum menemukan bukti kuat adanya pemaksaan ibu sekaligus putrinya untuk melakukan bunuh diri dengan cara menenggak obat nyamuk cair.

"Masih perlu dibuktikan terkait itu (paksaan). Yang jelas, kuat dugaan bahwa ibu dan anak ini meninggal terlebih dahulu baru disusul bapaknya," tandasnya.

Gandha menambahkan, cukup jauh jika kasus kematian tiga anggota keluarga ini mengarah kepada pembunuhan. Sebab, sampai hari ini fakta dari penyelidikan mengungkap penyebab kematian menguat bunuh diri.

"Kalau untuk pembunuhan jauh ya. Jauh tidak ada. Tadi hasil olah TKP di dalam juga menyampaikan untuk pembunuhan sama sekali tidak menunjukkan ke arah sana," pungkasnya.

Seperti diberitakan, satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumahnya Gang Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ketiga korban merupakan ayah, ibu, dan satu anak perempuan.

Mereka adalah WE (44), kemudian istrinya SU (40), dan salah satu putri kembarnya berinisial RY (12). Sedangkan satu anak lain berinisial AKE (12) hidup dan sudah mendapatkan pendampingan.


(hil/dte)


Hide Ads