Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Pagi itu, dunia AKE (13) serasa runtuh. AKE tak pernah menyangka hari itu merupakan hari terakhirnya melihat sang ayah, ibu, dan adiknya yang ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumah kontrakan di Jalan Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Sekeluarga yang tewas itu antara lain sang ayah berinisial WE (38) yang berprofesi sebagai guru SD, sang ibu berinisial SU (35), dan seorang putri berinisial RY (13) yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP. RY merupakan kembaran atau adik AKE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AKE terbangun dengan kondisi rumah yang sepi. Tak seperti hari biasanya, ia tak mendengar suara sang ayah, ibu dan adik saat bercengkerama di pagi hari.
Dari kamarnya, ia berjalan mencari keberadaan ayah, ibu dan adik. Langkahnya berakhir di depan kamar orang tuanya. Ia pun mencoba mengetuk pintu kamar itu sambil memanggil mereka. Kaget bukan main, ia mendengar suara rintihan sang ayah menyuruhnya meminta tolong pada tetangga.
Ketua RT setempat Iswahyudi menceritakan detik-detik kejadian ini. Ia dihubungi warga setempat bahwa WE sekeluarga ditemukan tewas di dalam rumah kontrakan. Itu diketahui setelah salah satu anak korban berinisial AKE itu diminta oleh WE, ayahnya untuk keluar meminta tolong kepada tetangga.
AKE pun langsung berteriak meminta tolong ke tetangganya. Hingga para tetangga datang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi awalnya, salah satu anak korban (AKE) minta tolong warga untuk melihat bapaknya di dalam rumah. Anaknya pun keluar rumah, menuruti permintaan orang tuanya," ujar Iswahyudi ditemui di kediamannya, Selasa (12/12/2023).
Berdasarkan pengakuan AKE, dia baru bangun tidur sekitar pukul 08.00 WIB. Lantaran merasa aneh rumah itu terlihat sepi, dia menuju ke kamar orang tuanya.
Ada 3 kamar di rumah kontrakan itu. WE dan SU, juga putri mereka RY tidur di kamar depan yang sekaligus menjadi lokasi penemuan jenazah. Sedangkan AKE tidur di kamar tengah.
"AKE itu terbangun dan melihat jam sudah sekitar pukul 8 pagi. Kemudian ketuk pintu kamar ortunya. Dari dalam kamar bapaknya teriak agar AKE keluar minta pertolongan ke tetangga," lanjut Iswahyudi.
Iswahyudi mengatakan, ketika warga masuk ke dalam rumah, kondisi pintu kamar itu terkunci. Sehingga, warga kemudian membuka paksa pintu kamar.
Saat itu sebenarnya WE ditemukan dalam keadaan masih hidup. Sedangkan istri dan putrinya saat itu sudah meninggal dengan posisi tidur di atas kasur.
"Pintu kamar terkunci jadi dibuka paksa. Terlihat istri WE dan satu putrinya sudah meninggal dengan posisi tidur di atas kasur. Sementara WE terbaring di lantai kamar dengan bagian pergelangan tangan kiri tersayat," beber Iswahyudi.
Polisi beber pengakuan AKE saat tahu ayah, ibu dan adiknya ditemukan tewas. Baca di halaman selanjutnya!
Warga kemudian memanggil ambulans untuk membawa WE ke rumah sakit. Namun, nyawa WE tak tertolong.
"Saat ditemukan WE masih hidup, tapi darah sudah keluar banyak. Kemudian dibawa ke rumah sakit. Mungkin karena keluar darah banyak, kemudian meninggal. Ada luka sayatan di pergelangan kiri. Pisaunya juga ditemukan di sebelahnya tidur," sambungnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, berdasarkan keterangan AKE kepada anak buahnya, diketahui sekitar pukul 03.00 WIB WE membangunkan salah satu putrinya berinisial RY untuk ikut tidur di kamar mereka. Sementara AKE dibiarkan tidur di dalam kamar bagian tengah.
"Informasi dari yang kita terima, karena kita meminta keterangan pada satu anak ini harus hati-hati, belum bisa. Penanganan lain, jadi menyampaikan bahwa sekira jam 3 pagi, anak-anak ini kamarnya berbeda dari kamar bapak ibunya," tutur Gandha.
"Kemudian jam 3 pagi itu bapaknya menjemput salah satu putrinya yang usia 12 tahun untuk pindah tidur di kamar bapak dan ibu. Setelah itu, AKE yang masih hidup melanjutkan tidur kemudian bangun subuhan kesiangan," sambungnya.
Setelah terbangun dari tidur, kata Gandha, AKE kemudian mendekati kamar orang tuanya. Lantaran terkunci, AKE pun mengetuk pintu kamar tersebut.
"Kemudian masuk kamar, menggedor, tidak bisa. Kemudian teriak minta tolong ke tetangga, kemudian tetangga masuk. Nah, itu menyambung yang tadi bahwa bapaknya itu sudah dalam kondisi berlumuran darah dari pergelangan tangan can dua korban perempuan meninggal di atas kasur," ujarnya.
Gandha menyebut, sang bapak mengalami luka cukup dalam akibat sayatan. Korban langsung dilarikan warga ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya, setelah tiba di rumah sakit korban terlebih dulu meninggal dunia.
"Lukanya cukup dalam akibat sayatan, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Singkat cerita, informasi, meninggal di rumah sakit," sebutnya.
Petugas yang mendapatkan laporan selanjutnya melakukan olah TKP. Sejumlah fakta yang ditemukan menguat adanya bunuh diri.
"Kemudian setelah olah TKP ditemukan fakta bahwa terdapat dua mayat yang sudah meninggal dunia. Berjenis kelamin perempuan, yang satu sekira umur 40 tahun dan satu lagi sekira umur 12 tahun. Keduanya ditemukan meninggal dunia telentang tidur di kasur. Seperti disusun. Informasi dari petugas olah TKP, dengan keadaan mulut mengeluarkan busa dan bau mulut yang menyengat," kata Gandha.
Selama olah TKP, lanjut Gandha, juga ditemukan sisa obat nyamuk cair, pisau di dalam kamar bagian depan. Di mana selama ini diketahui menjadi kamar suami istri yang menempati lokasi kejadian.
"Kemudian di sekitar TKP ditemukan sisa obat nyamuk, gelas, pisau juga ditemukan di dalam kamar. Jadi, dugaan sementara mengarah, sepertinya bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga, yang mana satu keluarga ini beranggotakan empat orang," jelas Gandha.
"Bapak, ibu, dan dua orang putri. Kebetulan putrinya kembar. Namun untuk satu orang putri, ahamdulillah masih hidup dan dalam pendampingan dari Unit PPA dan psikolog. Untuk motif masih kami dalami," pungkasnya.