Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Kisah pilu dialami seorang guru SD bersama istri dan salah satu anak kembarnya. Mereka ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar rumahnya di Gang Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Malang.
Identitas guru SD tersebut yakni WE (44), sementara istrinya berinisial SU (40), dan seorang putri berinisial RY (12) yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang ayah meninggalkan pesan pilu di kaca rias yang ditujukan pada salah satu putrinya. Pesan ini ditulis dengan spidol hitam. Hingga kini, masih belum diketahui motif WE bunuh diri bersama istri dan anaknya.
Berikut 7 fakta guru SD bunuh diri bersama istri-anak tinggalkan pesan pilu:
1. Pesan Pilu Guru SD
Polisi menemukan pesan terakhir yang diduga ditulis oleh WE di kaca rias kamar. Pesan itu ditujukan kepada putri kembar mereka berinisial AKE (13), yang merupakan saudara kembar RY.
Begini pesan yang ditulis WE di kaca rias:
'Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak
Papa'
"Di TKP kami menemukan di kaca meja rias pesan yang tulisannya identik dengan buku agenda milik WE ," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12/2023).
2. Teriakan Histeris Anak WE Temukan Orang Tua-Adik Tewas
Ketua RT setempat, Iswahyudi mengaku mengetahui peristiwa itu dari warganya yang melapor bahwa WE sekeluarga ditemukan tewas di dalam rumah kontrakan. Peristiwa berawal saat salah satu anak korban berinisial AKE terbangun sekitar pukul 08.00 WIB.
AKE saat itu merasa heran karena kondisi rumahnya sepi. Ia pun menuju kamar orang tuanya, yang merupakan tempat kejadian perkara (TKP). AKE lantas mengetuk pintu kamar orang tuanya.
Iswahyudi menerangkan ada tiga kamar di rumah kontrakan itu. WE, SU, dan putrinya RY tidur di kamar depan lokasi penemuan jenazah. Sedangkan AKE tidur di kamar tengah.
"AKE itu terbangun dan melihat jam sudah sekitar pukul 8 pagi. Kemudian ketuk pintu kamar ortunya," ujar Iswahyudi ditemui di kediamannya, Selasa (12/12/2023).
Namun, AKE tidak dibukakan pintu. Dari dalam kamar justru terdengar suara WE yang meminta AKE untuk keluar meminta tolong warga. AKE pun keluar meminta warga untuk melihat bapaknya di dalam rumah.
"Dari dalam kamar bapaknya teriak agar AKE keluar minta pertolongan ke tetangga Anaknya pun keluar rumah, menuruti permintaan orang tuanya," lanjut Iswahyudi.
3. Kondisi WE Masih Hidup Saat Ditemukan
Warga yang berdatangan langsung masuk ke dalam rumah dan mendapati pintu kamar terkunci. Mereka pun membuka paksa pintu kamar, dan melihat WE tergeletak masih hidup. Sedangkan, istri WE dan putrinya sudah meninggal dengan posisi tidur di atas kasur.
"Pintu kamar dibuka paksa. Istri WE dan satu putrinya sudah meninggal. Sementara WE terbaring di lantai kamar dengan bagian pergelangan tangan kiri tersayat," beber Iswahyudi.
Warga pun langsung memanggil ambulans untuk membawa WE ke rumah sakit. Nahas, nyawa guru SD yang dikenal pendiam dan taat beribadah itu tidak tertolong.
"Saat ditemukan WE masih hidup, tapi darah sudah keluar banyak. Kemudian dibawa ke rumah sakit. Mungkin karena keluar darah banyak, kemudian meninggal. Ada luka sayatan di pergelangan kiri. Pisaunya juga ditemukan di sebelahnya tidur," sambungnya.
4. Mulut Istri dan Anak Berbusa
SU istri WE dan anaknya yang masih duduk di kelas 7 SMP ditemukan dalam kondisi tidur di atas kasur. Keluar busa dari mulut mereka berdua.
"Istrinya bersama anaknya RY ditemukan dalam kondisi tidur telentang di atas kasur dengan mulut berbusa, anaknya juga membiru bagian mulutnya," terang Iswahyudi.
Warga pun menemukan gelas di dalam kamar TKP tewasnya WE beserta istri dan anaknya. Namun, Iswahyudi tidak tahu pasti apakah SU dan putrinya tewas karena meminum racun.
"Ada gelas di dalam kamar, selain pisau yang diduga digunakan untuk menyayat pergelangan tangan bagian kiri WE. Apakah istri dan anaknya minum racun atau apa? Kami tidak tahu," jelasnya.
5. Keluarga WE Dikenal Baik
WE sudah tujuh tahun menempati rumah kontrakan itu. Ia aslinya dari Jalan Mayjen Sungkono, Kota Malang. Ia dan istrinya dikarunia dua orang anak kembar perempuan, RY dan AKE.
Sehari-hari WE bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar di wilayah Sukun, Kota Malang. Sedangkan istrinya menjadi ibu rumah tangga dan sehari-hari berjualan kue.
"Kerja WE itu guru, kalau dulu katanya masih sukwan (honorer), entah sekarang apakah sudah PNS atau belum. Kalau istrinya jualan kue," terang tetangga, Iswahyudi.
Menurut Iswahyudi, warga sekitar mengenal WE sebagai sosok yang cukup baik dan tidak pernah memiliki permasalahan. WE juga terkenal pendiam dan taat beribadah.
"Orangnya baik, taat beribadah. Tidak pernah ada masalah, jadi cukup mengejutkan," kata Iswahyudi.
6. Ditemukan Bungkus Obat Nyamuk
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan polisi menemukan gelas yang mengeluarkan bau menyengat di sekitar mayat korban. Petugas juga menemukan bungkus obat nyamuk cair di tempat sampah.
"Informasi dan fakta yang ditemukan di lapangan, dua mayat berjenis kelamin perempuan ini mulutnya mengeluarkan busa. Sekitar mayat ada gelas masih berbau menyengat, dan di tempat sampah ada tempat bungkusan obat nyamuk cair," ujar Gandha di lokasi kejadian.
"Kemudian di sekitar TKP ditemukan sisa obat nyamuk, gelas, pisau juga ditemukan di dalam kamar. Jadi, dugaan sementara mengarah sepertinya bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga," sambungnya.
7. Polisi Masih Dalami Motif
Gandha menjelaskan, kondisi rumah atau TKP hanya memiliki 1 akses pintu. Pihaknya tidak menemukan kerusakan di jendela rumah maupun barang milik korban yang hilang. Polisi belum bisa memastikan apakah kematian itu disebabkan bunuh diri atau faktor lain, demikian halnya motif di balik kejadian itu.
"Belum bisa dipastikan, masih kami dalami. Mohon doanya. Ini masih kami dalami terkait motif," pungkas Gandha.
(hil/dte)