Ada 8 kecamatan di Lamongan rawan terjadi bencana alam. Salah satunya berupa banjir. Ke 8 kecamatan ini berada di tepi Bengawan Solo dan anak Sungai Bengawan Solo, yakni Bengawan Jero.
Bupati Lamongan Yuhronur Effendi mengungkapkan, 8 kecamatan rawan bencana meteorologis di antaranya Kecamatan Babat, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Deket, Karangbinangun dan Glagah. Ke-8 kecamatan ini rawan terjadi banjir akibat luapan sungai.
"Ada 6-8 kecamatan terjadi banjir. Semuanya berada di tepi sungai, baik Bengawan Solo maupun anak sungai Bengawan Solo, yaitu Bengawan Jero," kata Yuhronur Effendi usai memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi tahun 2023-2024 di Alun-Alun Kota Lamongan, Jumat (8/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituturkan Pak Yes panggilan karibnya, apel kesiapsiagaan ini ikhtiar untuk meminimalisir bencana, korban dan kerugian. Karena, tandas Pak Yes, saat ini terjadi perubahan iklim yang tidak menentu, atau yang disebut dengan fenomena El Nino.
"Kita ketahui bersama bahwa saat ini telah terjadi perubahan iklim yang tidak menentu atau yang biasa kita kenal dengan El Nino. Perubahan tersebut memungkinkan frekuensi bencana alam terjadi. Apel kesiapsiagaan ini adalah bagian dari unjuk kekuatan kita menghadapi bencana hidrometeorologi," tuturnya.
Kesiapan Lamongan ditunjukkan dengan arah kebijakan mitigasi bencana yang telah ditetapkan, yakni struktural maupun non struktural Dia menyontohkan program prioritas Jamula yang tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas jalan dan jembatan, namun juga difokuskan penanganan pencegahan dan pengendalian bencana.
Kolaborasi, menurut Pak Yes, juga terus dilakukan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Pemprov Jatim melalui pembangunan rumah pompa di pintu Kuro, pengadaan pompa mobile 2 buah, pengerukan sungai utama sepanjang 11 Km, pengerukan waduk dan embung untuk peningkatan tampungan air, pembersihan eceng gondok pada sungai sepanjang 35 KM.
Selain itu pembentukan dan pembinaan 85 desa tangguh, sosialisasi dan edukasi bencana terhadap masyarakat rentan dan anak didik mulai dari PAUD sampai jenjang SMA (satuan pendidikan aman bencana), mendorong pelestarian lingkungan hidup dengan green and clean Desa Proklim dan desa berseri.
"Langkah taktis ini diharapkan mampu meningkatkan pelestarian lingkungan dan meminimalisir bencana banjir sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat," imbuhnya.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Lamongan Joko Raharto menjelaskan tahun 2023 terjadi puting beliung, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran serta banjir. Beberapa kecamatan yang terdampak bencana tersebut di antaranya Kecamatan Babat, Laren, Kalitengah, Turi, Glagah dan Karangbinangun sehingga mengakibatkan kerugian sebesar Rp 40,820 miliar.
"Untuk meminimalisir dampak bencana maka diperlukan peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana pada semua level institusi mulai dari pemerintah daerah hingga level terendah yakni keluarga dan individu," terangnya.
Joko menyebut, apel kesiapansiagaan ini momentum untuk mensinergikan seluruh personel yang terlibat. Selain itu, juga untuk memastikan sarana dan prasarana yang akan diterjunkan juga siap untuk digunakan sewaktu-waktu.
"Dengan apel ini, seluruh personel harus siap. Kami sudah aktifkan kembali posko bencana hidrometeorologi di kantor BPPD Kabupaten Lamongan dan posko tanggap bencana di 27 Kecamatan se-kabupaten Lamongan," ungkap Joko.
Joko membeberkan, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan, meliputi kendaraan angkut, kendaraan damkar, kendaraan kesehatan, sarana kedaulatan di daratan maupun di perairan, pompa mobile, gergaji mesin BPBD dan gergaji mesin di 27 Kecamatan, tenda pengungsi, logistik penanganan kedaulatan berupa bahan pangan dan material.
(irb/fat)