Ketum PSI Kaesang Pangarep mengeluarkan ultimatum meminta Ade Armando cabut dari PSI. Hal ini usai gaduh pernyataan Ade Armando soal politik dinasti di Yogyakarta.
Kaesang menegaskan, PSI taat dengan konstitusi dan menghormati adat dan konstitusi di Yogyakarta.
"Kami dari partai PSI taat sama konstitusi apalagi yang menyangkut dengan daerah keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Kaesang di salah satu kafe di pusat Kota Surabaya, Rabu (6/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaesang mempersilakan Ade Armando cabut dari PSI jika tidak bisa mengikuti aturan main di PSI.
"Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun undang-undang dasar (UUD), itu juga buat bang Ade (Ade Armando) maupun kader yang lain yang enggak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI," tegasnya.
Ultimatum Kaesang ini bukan tanpa alasan. Ia mengaku dirinya merupakan bagian dari Yogyakarta. Karena, putra bungsu Presiden Jokowi itu menikah dengan Erina Sofia Gudono di Yogyakarta pada Desember 2022 lalu.
"Saya sekarang juga bagian dari Jogja. Saya kemarin juga menikah di Jogja. Istri saya juga Jogja. Udah itu saja," kata Kaesang.
Ade Armando sebelumnya menyampaikan kritik kepada para mahasiswa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM) yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti.
Dia menyebutkan bahwa BEM UI dan BEM UGM ironis karena sesungguhnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti. Hal itu dia sampaikan melalui akun X (Twitter) miliknya.
Ade Armando kemudian menyampaikan permohonan maaf jika video tersebut menimbulkan kegaduhan. Permintaan maaf ini disampaikan Ade Armando lewat video yang dia unggah di akun X-nya, @adearmando61, Senin (4/12).
"Saya ingin ajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Ade Armando yang sudah mengizinkan video untuk dikutip.
(hil/dte)