Memasuki musim penghujan, sejumlah instansi hingga relawan kebencanaan di Tulungagung mulai meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Sejumlah wilayah tercatat masuk daerah rawan bencana.
Kapolres Tulungagung AKBP Teuku Arsya Khadafi, mengatakan kesiapsiagaan dilakukan oleh seluruh unsur yang terkait penanganan bencana alam, mulai kepolisian, TNI, dinas sosial, PMI, damkar, BPBD, dinas perhubungan, PUPR, radio antar penduduk hingga relawan kebencanaan.
"Kesiapsiagaan ini penting guna memeriksa kesiapan personel maupun peralatan yang digunakan. Alhamdulillah semua peralatan berfungsi dengan baik," kata Arsya usai apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di halaman Pemkab Tulungagung, Rabu (6/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arsya, selain kesiapan peralatan dan personel, pihaknya juga akan mengintensifkan komunikasi dengan seluruh komponen yang terlibat sehingga jika terjadi bencana alam dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
![]() |
"Kita tentu berharap jangan sampai terjadi bencana, namun antisipasi tetap harus dilakukan. Seperti kita ketahui beberapa wilayah Tulungagung masuk daerah rawan bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor maupun angin kencang," imbuhnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tulungagung Gilang Zelakusuma mengatakan selama dua tahun terakhir sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di wilayah Tulungagung. Pada tahun 2022 tercatat 108 kejadian bencana alam, sedangkan tahun 2023 terjadi 16 kali bencana alam.
"Kalau 2022 bencana yang terjadi banjir, tanah longsor dan angin kencang. Sedangkan tahun ini didominasi oleh angin kencang," kata Gilang.
Hasil pemetaan selama dua tahun terakhir, bencana tanah longsor terjadi di Sendang, Pagerwojo, Tanggunggunung, Besuki dan Kalidawir.
Sementara itu bencana banjir terjadi di Kecamatan Kalidawir, Bandung, Kauman, Rejotangan, Besuki, Bandung, Campurdarat, Pucanglaban dan Kecamatan Boyolangu.
"Kalau angin kencang hampir merata, seperti di Kecamatan Rejotangan, Ngunut, Kedungwaru, Sendang, Boyolangu, Gondang, Pakel, Ngantru, Bandung, Campurdarat, Kedungwaru, Pagerwojo dan Karangrejo,"
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk ikut meningkatkan kewaspadaan, termasuk melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi bencana alam.
"Pembersihan saluran yang ada di lingkungan masing-masing juga ikut membantu meminimalisir terjadinya bencana," jelas Gilang.
Di sisi lain BPBD juga mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
(dpe/iwd)