Kendala Evakuasi Pendaki yang Masih Terjebak Erupsi Gunung Marapi

Kabar Daerah

Kendala Evakuasi Pendaki yang Masih Terjebak Erupsi Gunung Marapi

Ahmad Masaul Khoiri, M. Afdal Afrianto - detikJatim
Senin, 04 Des 2023 16:11 WIB
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Gunung Marapi erupsi. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Surabaya -

Basarnas Kabupaten Agam, Sumbar menyebutkan masih ada 26 pendaki yang belum dievakuasi di Gunung Marapi, Sumatera Barat. Bersama relawan gabungan, Basarnas masih kesulitan untuk melakukan evakuasi seluruh pendaki karena erupsi Gunung Marapi masih terjadi.

"Untuk jalan sebenarnya masih bisa kami akali. Namun untuk erupsi ini kami masih takut. Karena sampai siang ini erupsi masih terjadi. Kami tak ingin relawan juga jadi korban," kata Kasi operasional siaga bencana Basarnas Agam Hendri dilansir dari detikSumut, Senin (4/12/2023).

Belum bisa dipastikan bagaimana kondisi para pendaki yang masih terjebak di atas gunung. Hendri menyebutkan bahwa pihaknya hingga saat ini masih terus mengupayakan evakuasi terhadap seluruh pendaki itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. Hingga pukul 04.30 WIB, Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi tujuh orang pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meletus pada Minggu (3/12/20230), sisanya 28 orang lagi akan dievakuasi secara estafet. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

"Kondisi korban kami belum bisa memastikan, karena dia belum bisa kami turunkan. Untuk jumlah di atas itu masih ada 26 orang lagi. Total ada 49 lagi sudah kami turunkan," katanya.

Hendri menyebutkan bahwa berdasarkan temuan terbaru total korban yang sedang berada Gunung Marapi saat erupsi terjadi sebanyak 75 orang. Menurutnya, data itu baru mereka dapatkan dari BKSDA Sumbar.

ADVERTISEMENT

"Memang benar jumlah korban terus berubah-ubah. Namun data terbaru kami terima itu ada 75 orang berada di sana. Jadi masih ada 26 orang di atas, sisanya sudah dibawa ke bawah," jelasnya.

Para korban, kata Hendri, sebagian juga telah dibawa ke rumah sakit di Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang agar mendapatkan perawatan intensif. Sebagian lagi sudah dibawa keluarga masing-masing.

"Tadi sudah ada juga dibawa pihak keluarga. Namun itu yang fisiknya masih kuat. Yang fisiknya luka bakar masih kami rawat," katanya.

Dia berharap erupsi Gunung Marapi mulai berkurang sehingga korban yang masih berada di puncak gunung bisa segera dievakuasi hari ini.

Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. Hingga pukul 04.30 WIB, Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi tujuh orang pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meletus pada Minggu (3/12/20230), sisanya 28 orang lagi akan dievakuasi secara estafet. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.Evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Area Puncak yang Berbahaya

Gunung Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mengalami erupsi pada Minggu (3/11/2023) sore.

Saat itu, jumlah pendaki cukup banyak, mencapai 100 orang yang memanfaatkan pekan memang untuk mendaki. Nahasnya, beberapa di antara mereka tak mendaftarkan diri di pos basecamp.

"Kita kemarin ada kesimpangsiuran informasi. Dikatakan ada 70 yang naik. Tapi yang naik itu lebih jumlahnya, hampir 100 orang," kata Ruslan Budiarto, pengurus pusat Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dilansir dari detikTravel, Senin (4/12/2023).

Mengenai medan puncak Gunung Marapi, Ruslan menyebutkan bahwa di lokasi itu tidak memiliki pepohonan sehingga tidak memungkinkan untuk berlindung ketika erupsi terjadi.

Kawasan puncak Gunung Marapi itu merupakan kawasan berpasir dan gundul, seperti yang ada di Gunung Merapi, Rinjani, maupun Semeru. Puncak Gunung Marapi itu adalah area berbahaya bagi pendaki karena tidak adanya vegetasi. Apalagi saat cuaca buruk atau erupsi.

"Kemarin banyak memposting pendaki wanita itu ada di batas cadas (pelawangan), batas vegetasi, dikabarkan sudah pingsan. Ia nemu HP yang masih aktif dan masih ada baterai buat telepon ke ortunya. Katanya memakai telepon pendaki yang meninggal," ujar Ruslan.

Menurutnya batas cadas itu adalah area yang relatif terbuka. Ketika ada kejadian bahaya seperti erupsi atau cuaca buruk, para pendaki harus berlari ke batas vegetasi sehingga bisa berlindung di balik pepohonan.

Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. Hingga pukul 04.30 WIB, Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi tujuh orang pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meletus pada Minggu (3/12/20230), sisanya 28 orang lagi akan dievakuasi secara estafet. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

"Jadi batas cadas itu relatif terbuka. Kalau ada kejadian serupa harus lari ke batas vegetasi karena relatif aman ada pepohonan. Kalau nggak pakai helm ada penyangga pertama seperti pepohonan. Cadas ke atas itu nggak ada pelindung, nggak ada bongkahan batu besar juga," katanya.

Sedangkan para pendaki yang tewas akibat erupsi itu, menurut Ruslan, karena mereka belum paham karakter Gunung Marapi dan mereka juga tidak memakai jasa pemandu gunung.

"Tapi erupsi ini sebenarnya tidak massif, namun memang karakter gunungnya yang berisiko dan mereka itu tidak paham. Mereka juga ke sana tidak menggunakan jasa guide," ujar dia.




(dpe/fat)


Hide Ads