Cerita Petugas Satpol PP Korban Brutalnya Tendangan Kungfu Oknum Buruh

Cerita Petugas Satpol PP Korban Brutalnya Tendangan Kungfu Oknum Buruh

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 01 Des 2023 21:27 WIB
Kasatpol PP Surabaya M Fikser menemui anggotanya yang menjadi korban tendangan kungfu oknum buruh.
AM, anggota Satpol PP Surabaya yang menjadi korban tendangan kungfu oknum buruh saat demo UMK 2024 di Jalan Ahmad Yani Surabaya. (Foto: Istimewa/Dok. Satpol PP Surabaya)
Surabaya -

Petugas Satpol PP Surabaya yang menjadi korban tendangan kungfu oknum buruh saat demo UMK 2024 di Surabaya masih dirawat di RSUD dr Mohamad Soewandhie Surabaya. AM yang menjadi korban tendangan oknum buruh itu menceritakan bagaimana pengeroyokan itu dia alami.

Dia dan rekannya TA menjadi korban pengeroyokan oleh oknum pendemo dari Gerakan Serikat Pekerja (Gasper) Jatim di Jalan Ahmad Yani pada Kamis (30/11) siang. Akibat pengeroyokan itu AM mengalami cedera ringan.

Dari hasil pemeriksaan, AM mengalami nyeri pada kepala di bagian belakang. Sedangkan TA mengalami dislokasi lengan kanan dan retak pada bagian punggung sebelah kanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya yang ditendang, agak nyeri cuman nggak ada retak di tulang rusuk. Sama kepala belakang agak pusing, cuman nggak ada gegar otak. Jadi aman. Kalau mas TA yang diinjek-injek ada sedikit retak di bagian punggung," kata AM ditemui di RSUD dr Soewandhie, Jumat (1/12/2023).

Anggota tim Jolodoro Satpol PP Surabaya itu menceritakan pada saat itu pendemo tengah memblokade jalan dan massa buruh sampai naik ke pedestrian. Imbasnya, warga pengguna jalan tidak bisa melintas terhalang massa yang hendak menuju Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan.

ADVERTISEMENT

Di pedestrian itu ada sedikit jalan yang bisa dilewati dan sedikit terkena tanaman. Kala itu ada warga yang hendak lewat dan meminta tolong kepada dirinya. AM pun meminta izin kepada beberapa pendemo memberi jalan bagi warga agar bisa melintas.

"Nah, saya masuk minta tolong kalau boleh kasih jalan satu baris buat sepeda motor. Jadi biar orang bisa jalan," ujarnya.

Namun bukan izin yang didapat AM dan TA. Keduanya justru mendapat amukan hingga menjadi korban penganiayaan. Salah satu oknum buruh menendang AM hingga terjungkal, sedangkan TA yang hendak menolong AM menjadi sasaran pengeroyokan dan sempat diinjak-injak.

Tidak hanya itu, aksi brutal oknum buruh pengunjuk rasa nyaris dialami AM yang habis ditendang. Terlihat di video yang beredar di media sosial, ada pendemo yang hendak melemparkan water barier ke arah TA. Beruntung ada massa lain yang menghalau.

"Kok mereka tambah marah-marah. Malah saya terus dipukul dari belakang, abis gitu TA bantuin saya. Narik, tapi nggak sampai kena tangan saya TA sudah didorong sama massa. Akhirnya dia jatuh tengkurap, ya itu, lalu diinjak-injak," ceritanya.

AM tidak ingat berapa banyak orang yang mengeroyok dirinya dan TA. Dia hanya tahu ada banyak orang yang mencoba melakukan kekerasan kepada dirinya dan TA, meski sebenarnya dia dan rekannya sudah terluka.

"Nggak tahu berapa orang, soale saya dari belakang. Nggak tahu pokoknya banyak orang gitu," ujarnya.

Kini kondisi AM dan TA sudah mulai membaik setelah sehari menjalani rawat inap. Keduanya pun sudah diperbolehkan pulang dari RSUD dr Soewandhie. Namun, TA harus melakukan kontrol untuk cedera cukup serius yang dia alami.

"Sudah, tapi tanggal 5 TA kontrol tangannya. Kalau saya enggak. Karena mas TA tangannya dislokasi," katanya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala PP Surabaya M Fikser yang telah memberikan perhatian penuh kepada anggotanya. AM mengaku bangga memiliki pemimpin seperti Fikser.

"Saya bangga punya pemimpin seperti beliau. Karena beliau bisa memanusiakan anak buahnya, bisa menjadi tameng untuk anak buahnya, itu yang saya banggakan," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads