Pernyataan itu disampaikan oleh Paiman selaku narasumber Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bojonegoro, dalam talkshow program SAPA! Malowopati FM, Jumat (1/12/2023). Ia mengatakan mengakhiri HIV AIDS tahun 2030.
"Dalam mencapai target tersebut perlu kerja sama berbagai pihak. Maka Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten dan kelompok masyarakat yang peduli HIV AIDS untuk mencapai target di tahun 2030 nanti," ucap Paiman dalam keterangan tertulis, Jumat (1/11/2023).
Paiman mengatakan pihaknya sedang menempuh jalur cepat 95,95,95 yang artinya orang-orang yang mempunyai risiko terhadap HIV AIDS mengetahui status HIV AIDSnya dengan melakukan testing.
Kedua 95 persen orang yang terdiagnosa HIV AIDS harus menjalani pengobatan, dan 95 persen lagi orang yang menjalani pengobatan HIV AIDS viralognya tidak terdeteksi lagi.
Ia juga menyebut, Pemkab Bojonegoro saat ini juga mempunyai 35 Puskesmas yang sudah mampu untuk melakukan testing HIV AIDS. "Termasuk 11 rumah sakit," tuturnya.
Melalui acara tersebut, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan bersama Penanggulangan AIDS mengajak semua lini masyarakat ikut membantu mencegah penularan penyakit HIV AIDS.
Sementara itu, perwakilan dari Komisi Penanggulan AIDS Kabupaten Bojonegoro Suharto mengatakan bahwa KPA bersama Dinas Kesehatan melakukakan kolaborasi sosialisasi baik promotif maupun prefentif dengan berkunjung ke perguruan tinggi dan sekolah menengah atas (SMA) khususnya usia remaja. Tujuannya untuk sosialisasi pencegahan penularan HIV AIDS.
"Dari KPA ada program pendampingan yang bernama KEKASIHKU (Kegiatan Kunjungan pemberian Motivasi Orda dan Keluarga) bersama kelompok dukungan sebaya dan kader TBHIV," terangnya.
Suharto berharap di tahun 2024 memaksimalkan pendampingan kepada para ODHIV untuk memberikan suatu pemahaman kepada yang bersangkutan dan keluarga untuk melakukan pengobatan sehingga target eliminasi di tahun 2030 bisa tercapai.
(prf/ega)