Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin meraih penghargaan kategori Tokoh Inovator Pelestarian Lingkungan dalam ajang detikJatim Awards 2023. Penghargaan diharapkan menjadi penyemangat upaya pelestarian lingkungan.
Ditemui usai kegiatan detikJatim Awards di Kota Batu, Arifin mengaku bersyukur, gerakan-gerakan penyelamatan lingkungan mendapatkan perhatian sekaligus bermanfaat untuk masyarakat.
"Apapun itu saya berharap bisa menyemangati seluruh masyarakat, karena hari ini yang didapat kategori lingkungan ini adalah hasil pergerakan kolektif dari seluruh masyarakat. Apabila kita bicara tentang kelestarian alam tentu tidak bisa dilepaskan dari local champions," kata Mochamad Nur Arifin, Senin (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berinovasi dengan berbagai program penyelamatan lingkungan, salah satunya Adipura Desa. Program Adipura Desa tersebut menjadi pendorong bagi jajaran pemerintah desa untuk berperan langsung dalam pelestarian lingkungan.
"Makanya kami membuat Adipura Desa, kami juga membuat contoh bagaimana desa-desa melakukan aksi-aksi penyelamatan lingkungan hidup, pengelolaan sampah, konservasi air dan sebagainya," ujarnya.
Dalam ajang tersebut pemerintah daerah memberikan stimulus berupa dana transfer kepada desa yang menjadi peserta maupun memenangkan penghargaan. Masing-masing seluruh peserta Adipura Desa mendapatkan transfer fiskal Rp 5 juta, sedangkan juara satu kategori desa besar mendapatkan Rp 500 juta, kategori desa sedang Rp 300 juta dan kategori desa kecil Rp 200 juta.
"Jadi, dengan Adipura Desa kami sudah mulai menerapkan transfer fiskal berbasis ekologi," jelasnya.
Bupati menjelaskan Adipura Desa dapat memunculkan ekonomi yang berbasis ekologi, hal itu didorong oleh meningkatnya indeks kualitas lingkungan, seperti tertatanya ruang terbuka hijau, penyelamatan sumbar air maupun pengelolaan sampah.
Pihaknya mencontohkan, saat ini terdapat tiga desa wisata yang bisa berkembang dengan dengan berbasis ekologi, yakni Desa Wisata Pandean, Desa Wisata Sawahan dan Desa Wisata Wonocoyo Panggul.
"Desa Pandean dan Sawahan ini awalnya adalah konservasi sungai, sungai yang awalnya kotor kemudian dibersihkan dan sekarang menjadi atraksi wisata. Bahkan juga bisa menghidupkan kebudayaan lokal. Dua desa ini mampu menembus ADWI," ujarnya.
Sedangkan Desa Wonocoyo merupakan kisah sukses konservasi penyu di Pantai Taman Kili-kili. Bahkan kini menjadi laboratorium penelitian penyu dan wisata edukasi. Desa tersebut juga memiliki peraturan desa tentang konservasi.
"Kami ingin ekonomi biru dan ekonomi hijau tumbuh di Trenggalek. Di kawasan hutan durian misalnya, petani membiarkan pohonnya tumbuh, mereka hanya mengambil ekonomi dari buahnya. Inilah yang disebut circular ekonomi atau ekonomi berkelanjutan," jelas Arifin.
Mochamad Nur Arifin, sebagai upaya untuk mendorong peningkatan ekonomi desa beberapa kegiatan pemerintah saat ini juga banyak yang digelar di desa wisata. "Musrenbang dan keguiatan pemerintah sering digelar di desa wisata. Ini salah satu upaya agar desa wisata hidup," imbuhnya.
(akd/ega)