Cerita Miris Dosen Poltekom Malang Tetap Mengajar Meski Dibayar Rp 1 Juta

Cerita Miris Dosen Poltekom Malang Tetap Mengajar Meski Dibayar Rp 1 Juta

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 20 Nov 2023 23:00 WIB
Kampus Poltekom
Spanduk yang bertebaran di kampus Poltekom (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang - Nasib dosen Politeknik Kota Malang (Poltekom) cukup memprihatinkan. Mereka terpaksa tetap mengajar meski dibayar tidak penuh karena memiliki tanggung jawab moral kepada para mahasiswanya.

Salah satu dosen Poltekom prodi Teknik Mekatronika Panji Peksi Branjangan, MT (40) mengaku sejak April 2020 hingga saat ini hanya dibayar Rp 1 juta per bulan. Padahal gaji yang dia dapat seharusnya sekitar Rp 3 juta.

"Meski begitu saya tetap harus mengajar karena memiliki tanggung jawab moral, mengingat masih ada dua angkatan yang belum saya luluskan di Poltekom," ujar Panji saat dihubungi detikJatim pada Senin (20/11/2023).

Ia bersama dosen-dosen lain mengaku sempat menanyakan kenapa gajinya tak penuh kepada pihak kampus yakni Direktur dan Wakil Direktur. Namun pihak kampus hanya memberi janji manis belaka.

"Pernah kami menanyakan soal hanya dibayar Rp 1 juta, dan dari Direktur atau Wakil Direktur itu cuman menjanjikan akan dibayar sisanya. Tapi buktinya apa sampai sekarang ya cuman Rp 1 juta setiap bulan," terang Panji.

"Bahkan yang kami ketahui ada dosen-dosen yang keluar, bahkan ada yang meninggal saat COVID-19 dulu itu, gajinya belum diselesaikan atau diberikan kepada keluarga mereka. Ini sangat disesalkan," sambungnya.

Dia sendiri tidak memungkiri dengan pembayaran gaji yang tidak sesuai berdampak pada sistem pembelajaran bagi mahasiswa. Sebab, para dosen harus menyesuaikan budget akomodasi untuk mengajar.

"Jadi kami perhitungkan untuk transportasi Rp 1 juta itu cukupnya untuk berapa kali berangkat ke kampus, worth it-nya untuk berapa hari. Itu nanti kita sesuaikan dengan model pembelajaran baik secara langsung atau online," kata Panji.

Beban yang lebih berat lagi, dengan berkurangnya jumlah dosen memaksa para dosen yang tersisa terpaksa harus merangkap dengan mengajar beberapa mata kuliah.

"Dengan mengajar mata kuliah rangkap ini harusnya kami dibayar lebih. Tapi apalah daya gaji kami disamakan dengan petugas cleaning service," terangnya.

"Kami selama ini sudah mengupayakan dengan meminta kepada direktur untuk bertemu pihak yayasan. Tapi selama ini tidak pernah berhasil," sambungnya.

Tak hanya itu, pria yang sudah menjadi dosen di Poltekom sejak tahun 2010 itu semakin tidak mengerti dengan maksud pihak kampus menerima mahasiswa baru tahun 2023. Sedangkan situasi kampus tidak ada kejelasan.

"Satu angkatan maba 2023 ini belum mengikuti mata perkuliahan. Dari direktur tidak pernah menghubungi dosen terkait mekanisme mengajar dan gajinya seperti apa. Sehingga yang menjadi korban para maba ini karena tidak ada kejelasan," ungkapnya.

Sebelumnya, kampus Politeknik Kota Malang (Poltekom) mendadak viral di media sosial. Dalam video yang beredar kampus yang berada di Jalan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang kini terbengkalai.

Penelusuran detikJatim, tampak kampus Poltekom itu dipenuhi dengan spanduk yang bertuliskan kecaman dan keluhan. spanduk dengan background putih dan tulisan hitam berbagai ukuran terbentang dipintu masuk Poltekom.

Spanduk tersebut bertuliskan beragam kecaman antara lain "Hak dosen aja gak terpenuhi apalagi hak mahasiswa," "Katanya kota pendidikan tapi kampus kami hancur kok dibiarkan," Dimana Direktur dan Wakil Direktur??? Gak butuh janji butuhnya bukti," "Reformasi Yayasan #Yayasan out Rektor IKIP Budi Utomo kian eksis Poltekom makin miris," "Terlalu sibuk berpolitik, sampai lupa ngurusi politeknik".


(abq/iwd)


Hide Ads